LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN Abstrak Negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik (East Asia and Pacific, EAP) bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kawasan lain di dunia namun lebih lambat daripada sebelum pandemi. Meskipun pemulihan perdagangan global dan pelonggaran kondisi keuangan diperkirakan akan mendukung ekonomi di kawasan ini, peningkatan utang, proteksionisme, dan ketidakpastian kebijakan dapat meredam pertumbuhan. Pertumbuhan regional diproyeksikan akan melambat menjadi 4,5 persen pada tahun 2024 dari 5,1 persen tahun lalu. Pertumbuhan di negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik, tidak termasuk Tiongkok, diproyeksikan akan meningkat menjadi 4,6 persen tahun ini dari 4,4 persen pada tahun 2023. Pertumbuhan di Tiongkok diperkirakan akan mengalami perlambatan menjadi 4,5 persen tahun ini dari 5,2 persen pada tahun 2023, karena permasalahan jangka pendek, seperti tingginya utang dan lemahnya sektor properti, serta tantangan jangka panjang, seperti penuaan penduduk dan friksi perdagangan. Pertumbuhan di negara-negara kepulauan Pasifik diproyeksikan akan turun menjadi 3,6 persen pada tahun 2024 dari 5,6 persen tahun lalu, seiring pertumbuhan kembali ekonomi pascapandemi mereda. Tantangan ekonomi makro EAP saat ini berisiko mengaburkan pentingnya peran landasan ekonomi mikro bagi pertumbuhan jangka panjang. Selama dekade terakhir, pertumbuhan utamanya didorong oleh investasi, bukan peningkatan produktivitas perusahaan. Kini, investasi swasta melemah dan produktivitas menurun – sehingga insentif untuk berinvestasi pun terhambat. Perusahaan adalah aktor utama dalam pertumbuhan produktivitas. Beberapa perusahaan yang kurang produktif di negara-negara EAP mulai mengejar perusahaan yang lebih produktif. Namun, perusahaan-perusahaan paling produktif di kawasan ini belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi baru dan tidak menyadari pertumbuhan produktivitas perusahaan-perusahaan global terkemuka. Sebagai contoh, di sektor manufaktur digital, seperti elektronik, antara tahun 2005 dan 2015 produktivitas 5 persen perusahaan teratas global meningkat dua setengah kali lebih cepat daripada perusahaan-perusahaan teratas di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Insentif dan kapasitas merupakan masalah tersendiri. Insentif bagi perusahaan untuk bersaing dan berinovasi telah dilemahkan oleh proteksi eksplisit pada sektor jasa dan proteksi tersirat pada sektor barang. Kapasitas untuk mengelola dan berinovasi telah tergerus oleh kurangnya keterampilan. Penerapan kebijakan industri untuk mendongkrak insentif dan kapasitas akan sulit dilakukan akibat terbatasnya sumber daya fiskal dan kemampuan institusional. Sebagai gantinya, tindakan kebijakan yang berani untuk mendorong persaingan, meningkatkan infrastruktur, dan mereformasi pendidikan dapat membangkitkan kembali ekonomi kawasan ini. Abstrak xv LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN Ringkasan Ì Pertumbuhan Ekonomi Sebagian besar perekonomian negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik (East Asia and Pacific, EAP), selain beberapa negara kepulauan Pasifik, bertumbuh lebih pesat daripada di bagian lain dunia (gambar O1A; tabel O1), meskipun dengan laju lebih lambat dibandingkan sebelum pandemi. • Pertumbuhan di Tiongkok diproyeksikan akan melambat menjadi 4,5 persen pada tahun 2024, dari 5,2 persen pada tahun 2023, karena pemulihan dari pembukaan kembali ekonomi mulai mereda dan kendala jangka pendek, seperti tingginya utang dan lemahnya sektor properti, serta faktor-faktor struktural jangka panjang, seperti penuaan penduduk dan friksi perdagangan, turut membebani pertumbuhan. • Negara-negara lain di kawasan EAP, yang mengalami kesulitan pada tahun 2023 akibat lambatnya per- tumbuhan perdagangan dan ketatnya kondisi keuangan, diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6 persen pada tahun 2024. Potensi pemulihan pada perdagangan barang global dan pelonggaran bertahap kondisi keuangan dunia diperkirakan akan mengimbangi dampak perlambatan Tiongkok. • Negara-negara kepulauan Pasifik diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat di angka 3,6 persen pada tahun 2024, seiring meredanya pemulihan pasca-COVID-19 dan pergerakan kawasan ini menuju tren pertumbuhan jangka panjang yang diperkirakan sebesar 2,6 persen. Meskipun output per kapita telah melampaui tingkat sebelum pandemi di sebagian besar negara EAP yang lebih besar, tetapi Myanmar, Papua Nugini, Timor-Leste, dan beberapa negara kepulauan Pasifik masih bergulat untuk men- capai tingkat sebelum pandemi (gambaran O1B). Kawasan EAP tumbuh lebih cepat daripada di wilayah lain dunia namun dengan laju lebih lambat di sebagian besar ekonomi Gambar O1.  utamanya daripada sebelum pandemi; output per kapita masih di bawah tingkat sebelum pandemi di sebagian besar negara kepulauan Pasifik dan mengalami penurunan lebih lanjut di beberapa negara lain. A. Pertumbuhan PDB menurut kelompok negara B. Evolusi PDB per kapita dibanding dengan 2019 8 25 20 15 6 10 5 Persen 4 0 Persen –5 2 –10 –15 –20 0 –25 Tiongkok Vietnam Malaysia Indonesia Kamboja Kiribati Filipina RDR Laos Mongolia Tuvalu Thailand Fiji Tonga Mikronesia Papua NuGini Kep. Marshall Timor-Leste Samoa Vanuatu Myanmar Kep. Solomon Palau –2 EAP Tiongkok EAP Negara EMDE Negara kecuali Kep. kecuali maju Tiongkok Pasifik EAP 2015–19 2020–22 2023 2024f 2020 2021 2022 2023 Sumber: Basis Data World Economic Outlook; PBB; Perkiraan staf Bank Dunia Ringkasan xvii PERKEMBANGAN TERKINI ASIA TIMUR DAN PASIFIK APRIL 2024 Ì Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kinerja perekonomian di kawasan ini dipengaruhi oleh perkembangan eksternal dan domestik (gambar O2). Faktor- faktor eksternal utama tersebut adalah pemulihan perdagangan yang diiringi oleh peningkatan proteksi perdagangan dipadukan dengan kebijakan industri , serta kondisi keuangan yang masih ketat. Di antara faktor-faktor domestik, yang terpenting adalah kenaikan utang pemerintah dan swasta; posisi kebijakan yang terbatas, terutama fiskal dan moneter; dan peningkatan ketidakpastian politik dan kebijakan. Faktor eksternal Pertama, perdagangan global sedang pulih meskipun pertumbuhan PDB global melambat. Perdagangan barang dan jasa hanya bertumbuh sebesar 0,2 persen pada tahun 2023 tetapi diproyeksikan akan tumbuh sebesar 2,3 persen pada tahun 2024 – meskipun pertumbuhan PDB akan melambat dari 2,6 persen pada tahun 2023 menjadi 2,4 persen pada tahun 2024 (gambar O3). Proyeksi pemulihan perdagangan ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan riil, seiring dengan pertumbuhan upah yang melampaui inflasi, serta permintaan yang kembali bergeser ke barang yang lebih dapat diperdagangkan ketimbang jasa yang kurang dapat diperdagangkan. Kedua, meskipun inflasi telah menurun di negara- negara besar, inflasi inti di AS dan UE tetap tinggi dan pasar tenaga kerja tetap ketat. Hal ini mengindikasikan bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi daripada tingkat sebelum pandemi dalam kurun waktu mendatang. Ketiga, hampir 3.000 aturan baru yang mendistorsi perdagangan diberlakukan pada tahun 2023, tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2019. Sebagian besar tindakan yang mendistorsi perdagangan berupa kebijakan industri. Pertama, pengguna paling aktif dari kebijakan industri adalah negara-negara G-20, seperti AS, Tiongkok, India, dan sebagian besar negara di UE (gambar O4). Kedua, jumlah tindakan kebijakan industri yang diterapkan juga berkorelasi positif dengan tingkat kemajuan negara, kecuali dalam kasus Brasil, Tiongkok, India, dan Rusia. Ketiga, negara-negara EAP (kecuali Tiongkok dan Indonesia) cenderung kurang menerapkan kebijakan industri dibandingkan dengan negara-negara lain dengan tingkat ukuran dan kemajuan negara setara. Terakhir, negara-negara EAP berpotensi terpapar pada dampak distorsi perdagangan akibat kebijakan tersebut, karena AS, Tiongkok, Republik Korea, dan Jepang merupakan negara tujuan ekspor penting, dan karena perusahaan yang menerima subsidi berpotensi menjadi pesaing perusahaan EAP. Gambar O2. Kombinasi faktor eksternal dan domestik mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kawasan EAP Faktor Eksternal Pemulihan perdagangan global Distorsi kebijakan industri Kondisi keuangan masih ketat Kinerja perekonomian negara-negara EAP Kenaikan utang Kebijakan macro yang terbatas Ketidakpastian kebijakan Faktor Domestik Sumber: Ilustrasi staf Bank Dunia. xviii Ringkasan LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN  iga perkembangan internasional yang terkait akan membentuk kinerja ekonomi di negara-negara EAP: pemulihan Gambar O3. T perdagangan global, peningkatan aturan yang mendistorsi perdagangan, dan kondisi keuangan yang ketat A. Pertumbuhan PDB dan perdagangan B. Aturan baru yang mendistorsi perdagangan C. Tingkat suku bunga secara global 6 3,500 6 3,000 5 2,500 4 Jumlah intervensi 4 3 Persen 2,000 Persen 2 1,500 1 2 1,000 0 500 –1 0 Jan-17 Sep-17 May-18 Jan-19 Sep-19 May-20 Jan-21 Sep-21 May-22 Jan-23 Sep-23 May-24 Jan-25 Sep-25 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2022 2023 2024f 2025f PDB Perdagangan Barang Investasi Jasa AS Kawasan Eropa Sumber: Bank Dunia, Global Trade Alert, Haver Analytics, Fed watch. Catatan: Gambar B menunjukkan jumlah tindakan merugikan baru yang diterapkan oleh semua anggota WTO, disesuaikan dengan jeda pelaporan. Faktor domestik  egara-negara kaya dan besar, yaitu G20, Gambar O4. N adalah pelaku utama kebijakan industri Utang Kebijakan Industri: Measures vs. Development, Utang swasta maupun utang pemerintah, sebagai rasio 2023 terhadap PDB, meningkat secara signifikan di sebagian besar Jumlah tindakan 2023- (dalam log) negara di kawasan ini (gambar O5A). Utang korporasi telah 6 USA meningkat di Tiongkok dan Vietnam sebesar lebih dari 40 poin 5 ITA CAN JPN persentase terhadap PDB sejak tahun 2010, dan kini telah IND BRA GBR AUS DEU 4 CHN RUS KOR melampaui tingkat utang di negara-negara maju. Kenaikan 10 ARG TUR ESP FRA CHE POL NLD poin persentase utang swasta terhadap PDB berkaitan dengan 3 IDN MEX AUT SAU BEL PRT penurunan pertumbuhan investasi sebesar 1,1 poin persentase. 2 PAK VNM ZAF THA GRC CZE SWE DNK HUN FIN Sementara itu, utang rumah tangga kini jauh lebih tinggi di NPL UKR MYS HRV NZL SVN SGP IRL 1 BGD Tiongkok, Malaysia, dan Thailand dibandingkan dengan tingkat BOL EGY SVK HKG utang di negara-negara berkembang lain di kawasan ini. PDB per Kapita pada tahun 2021 (dalam log) Selain itu, rasio utang pemerintah terhadap PDB berpotensi akan meningkat akibat defisit primer yang lebih tinggi, suku Pendapatan tinggi EAP EMDE Nilai dugaan bunga yang lebih tinggi, dan pertumbuhan yang lebih rendah (gambar O5B). Negara-negara dengan utang tinggi seperti RDR Laos mengalami peningkatan signifikan dalam pembayaran Sumber: Penjelasan staf Bank Dunia tentang data dari NIPO dan Indikator Pembangunan Dunia. bunga pada tahun 2023. Utang yang tinggi ditemui pada Catatan: Kebijakan industri baru, sebagaimana didefinisikan oleh NIPO, mencakup baik kebijakan industri dalam negeri maupun skema promosi ekspor dan hambatan perdagangan impor. Semua berbagai negara dan masa seiring dengan pertumbuhan yang tindakan yang berpotensi mendistorsi perdagangan tercakup di dalamnya. lebih rendah dan suku bunga yang lebih tinggi (Perkembangan Terkini EAP April 2021). Kebijakan ekonomi makro Kebijakan ekonomi makro di sebagian besar negara telah beralih dari sikap ekspansif yang mereka terapkan pada periode 2020–2022. Negara-negara besar di kawasan ini diperkirakan memiliki keseimbangan struktural fiskal positif Ringkasan xix PERKEMBANGAN TERKINI ASIA TIMUR DAN PASIFIK APRIL 2024  tang swasta dan pemerintah lebih tinggi daripada sebelum pandemi; sebagai rasio terhadap PDB, utang Gambar O5. U pemerintah dimungkinkan meningkat akibat defisit primer yang lebih tinggi, suku bunga yang lebih tinggi, dan pertumbuhan yang lebih rendah A. Utang swasta dan pemerintah B. Kontribusi terhadap rasio utang-terhadap-PDB 100 6 4 80 Poin persentase 2 60 Persen PDB 0 40 –2 20 –4 2000–07 2010–19 2023–25 2000–07 2010–19 2023–25 0 EAP kecuali Tiongkok Tiongkok Utang swasta Utang pemerintah Kontribusi defisit primer 2015–2019 2023 Kontribusi pertumbuhan relatif terhadap tingkat suku bunga Sumber: Institute of International Finance; World Economic Outlook, IMF, perkiraan staf Bank Dunia. Catatan: A. Batang menunjukkan median utang/PDB untuk negara-negara EAP; utang swasta mengacu pada utang perusahaan nonkeuangan. B. Area bertitik menunjukkan proyeksi. Lihat catatan pada Gambar 31 untuk metodologi.  ebijakan fiskal telah menjadi kurang ekspansif di sebagian besar negara, sementara kebijakan moneter telah Gambar O6. K diperketat di kawasan ini, kecuali di Tiongkok dan Vietnam A. Perubahan keseimbangan struktural B. Tingkat suku bunga kebijakan 2 7 2020–22 6 2023–24 1 5 4 Persen Persen PDB 3 0 2 1 –1 0 Jan-20 Jul-20 Jan-21 Jul-21 Jan-22 Jul-22 Jan-23 Jul-23 Jan-24 –2 Thailand Malaysia Filipina Indonesia Tiongkok Tiongkok Indonesia Malaysia Filipina Thailand Vietnam Sumber: International Monetary Fund, Haver Analytics. atau netral pada periode 2023–2024 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (gambar O6A). Pada saat yang sama, suku bunga kebijakan di kawasan EAP telah dinaikkan untuk mengatasi ancaman inflasi, tetapi tetap lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara berkembang dan pasar-pasar negara berkembang lain (gambar O6B) – karena kawasan ini secara umum tidak pernah terlalu terpengaruh oleh tekanan inflasi, sementara bank sentral negara-negara tersebut juga telah menggunakan langkah-langkah kebijakan moneter lain, seperti penyesuaian persyaratan cadangan. xx Ringkasan LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN Namun, tingkat inflasi tetap tinggi di sebagian besar  etidakpastian kebijakan ekonomi telah Gambar O7. K negara-negara kepulauan Pasifik, serta di Mongolia, meningkat di AS dan Tiongkok RDR Laos, dan Myanmar, yang mencerminkan kenaikan 700 Gelombang Gelombang 0.6 harga beberapa komoditas seperti beras, ketergantungan Alpha COVID Omicron & tinggi terhadap impor, dan/atau depresiasi pesat mata 600 perang di 0.5 uang. Tiongkok dan Vietnam adalah dua negara di mana Ukraina 500 tingkat suku bunga baru-baru ini diturunkan karena 0.4 permintaan domestik yang lemah dan sektor korporasi 400 Indeks Indeks yang mengalami tekanan. 0.3 300 0.2 Ketidakpastian politik dan kebijakan 200 100 0.1 Indeks ketidakpastian kebijakan ekonomi di kawasan ini 0 0 telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir (gambar 2015 2017 2019 2021 2023 O7). Perkembangan politik dalam negeri serta peningkatan Tiongkok Global EAP lain (rhs) ketegangan geopolitik memicu ketidakpastian. Akibatnya, kebijakan pemerintah, kondisi pasar, dan peristiwa Sumber: Indeks Ketidakpastian Dunia; Indeks Ketidakpastian Kebijakan Ekonomi. geopolitik semakin tidak dapat diprediksi dan kurang jelas. Catatan: Tiongkok” merepresentasikan indeks Ketidakpastian Kebijakan Ekonomi berdasarkan South China Morning Post dan surat kabar utama di Tiongkok daratan. “EAP lainnya” merepresentasikan median Indonesia, Hal ini berdampak negatif terhadap pertumbuhan investasi, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam dengan menggunakan rata-rata bergerak empat triwulan dari Indeks Ketidakpastian Dunia. “Global” merepresentasikan indeks Ketidakpastian Kebijakan Ekonomi global. Rata-rata karena investor ragu untuk berinvestasi dalam proyek- bergerak tiga triwulan. proyek baru atau memperluas bisnis yang sudah ada. Ì Dampak faktor eksternal dan domestik Guncangan pertumbuhan yang berasal dari para mitra dagang terbesar kawasan ini, yaitu Tiongkok dan AS, akan berdampak pada ekonomi EAP melalui perdagangan bilateral dan aliran keuangan, termasuk penanaman modal asing (PMA) (Bank Dunia 2023a). Penurunan tak terduga sebesar 1 poin persentase dalam pertumbuhan PDB AS (Tiongkok) diperkirakan akan mengurangi tingkat pertumbuhan di negara-negara berkembang EAP lain, secara rata-rata, sebesar 0,5 (0,3) poin persentase (gambar O8A). Guncangan tak terduga terhadap kebijakan moneter AS juga memengaruhi pertumbuhan; kenaikan 25 basis poin akan menurunkan pertumbuhan sebesar 0,5 poin persentase. Selain perubahan pada tingkat variabel ekonomi makro di AS dan Tiongkok, peningkatan ketidakpastian ekonomi makro juga berdampak pada negara-negara EAP, yaitu dengan terhambatnya investasi dan konsumsi. Peningkatan satu deviasi standar dalam ketidakpastian makro di AS dan Tiongkok, masing-masing, terkait dengan penurunan sebesar 0,5 dan 0,3 poin persentase dalam pertumbuhan output industri dan penurunan harga aset sebesar 3 persen di EAP dalam waktu satu tahun (gambar O8B). Konsumsi Meskipun penjualan eceran di sebagian besar negara telah melampaui tingkat sebelum pandemi, tren pertumbuhan penjualan eceran tetap lebih rendah dibandingkan tingkat sebelum pandemi di sebagian besar negara EAP (Gambar O9). Faktor-faktor paling berpengaruh seperti peningkatan utang rumah tangga (misalnya di Malaysia dan Thailand), penurunan nilai properti (misalnya di Tiongkok), dan peningkatan ketidakpastian politik, telah membebani kepercayaan konsumen dan, dengan demikian, pengeluaran. Ringkasan xxi PERKEMBANGAN TERKINI ASIA TIMUR DAN PASIFIK APRIL 2024  ertumbuhan di kawasan ini dipengaruhi oleh perkembangan para mitra dagang terbesar kawasan ini Gambar O8. P A. Dampak penurunan 1 poin persentase dalam pertumbuhan PDB B. Dampak guncangan ketidakpastian 1 std di AS dan Tiongkok Tiongkok dan AS, dan kenaikan 25 bps dalam imbal AS 2-tahun terhadap pertumbuhan output industri EAP 0.0 0.6 0.4 0.2 Poin persentase 0.0 –0.4 Poin persentase –0.2 –0.4 –0.6 –0.8 –0.8 –1.0 t=0 6 12 24 t=0 6 12 24 Guncangan Guncangan ketidakpastian ketidakpastian –1.2 makro AS makro Tiongkok PDB AS PDB Tiongkok Kebijakan moneter AS Sumber: Estimasi staf Bank Dunia. Catatan: Hasil ini didasarkan pada panel autoregresi vektor untuk Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. A. Batang menunjukkan dampak dari guncangan-guncangan berikut: penurunan satu poin persentase dalam pertumbuhan Tiongkok dan AS, dan kenaikan 25 bps dalam imbal suku bunga AS 2-tahun. Efek yang diestimasi menggunakan model VAR Bayesian struktural. B. Batang menunjukkan tanggapan dinamis dari produksi EAP terhadap peningkatan satu deviasi standar dalam ketidakpastian ekonomi makro di AS dan Tiongkok. Lihat Kotak A1 untuk rincian lebih lanjut.  ren konsumsi swasta lebih mendatar dibandingkan periode sebelum pandemi. Gambar O9. T A. Penjualan eceran riil, EAP kecuali Tiongkok  enjualan eceran riil, Tiongkok B. P 180 Gelombang Gelombang 180 Gelombang Gelombang Alpha COVID Omicron Alpha COVID Omicron 160 Gelombang 160 Gelombang Delta Delta 140 140 Indeks Indeks 120 120 100 100 80 80 60 60 Jan-15 Jan-16 Jan-17 Jan-18 Jan-19 Jan-20 Jan-21 Jan-22 Jan-23 Jan-24 Jan-15 Jan-16 Jan-17 Jan-18 Jan-19 Jan-20 Jan-21 Jan-22 Jan-23 Jan-24 Sumber: Haver Analytics. Catatan: Gambar menunjukkan penjualan eceran riil yang disesuaikan secara musiman yang diindeks pada Januari 2015. Jika data penjualan eceran berbasis volume tidak tersedia, penjualan eceran berbasis nilai disesuaikan dengan indeks harga konsumen. Penjualan ritel Tiongkok mencakup sektor jasa terbatas. Garis lurus menunjukkan tren sebelum COVID dan garis putus-putus menunjukkan tren sejak Januari 2021. A. Gambar menunjukkan rata-rata tidak tertimbang Indonesia, Malaysia, Filipina (penjualan manufaktur), Thailand, dan Vietnam. Investasi Investasi swasta sebagai rasio terhadap PDB tercatat lebih rendah daripada tingkat sebelum pandemi di negara-negara berkembang EAP selama beberapa tahun terakhir (gambar O10), akibat utang yang lebih tinggi, tingkat bunga, dan ketidakpastian kebijakan. Investasi pemerintah di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, sebagai rasio terhadap PDB, pada umumnya mendukung kegiatan ekonomi selama pandemi dan melampaui tingkat sebelum pandemi. xxii Ringkasan LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN Ekspor Setelah merosot lebih dari 20 persen dari puncaknya pada triwulan kedua tahun 2022 di Indonesia dan Malaysia, dan lebih dari 10 persen di Tiongkok dan Vietnam, ekspor barang di negara-negara EAP telah memulih seiring dengan membaiknya perekonomian dunia selama paruh kedua tahun 2023 (gambar O11A). Pada triwulan keempat 2023, pertumbuhan ekspor barang telah kembali ke atau mendekati wilayah positif di Tiongkok, Thailand, dan Vietnam. Kebangkitan pariwisata telah membantu ekspor jasa di Malaysia dan Fiji, namun rata-rata jumlah kedatangan wisatawan (dan pendapatan pariwisata) tampaknya telah mencapai titik mendatar di bawah tingkat sebelum pandemi, sebagian karena jumlah wisatawan Tiongkok belum kembali seperti sebelum pandemi (gambar O11B). nvestasi swasta sebagai rasio terhadap PDB berada pada tingkat yang lebih rendah daripada sebelum pandemi Gambar O10. I dan begitu pula, di beberapa negara, investasi pemerintah. A. Investasi swasta nvestasi pemerintah B. I 30 25 25 20 Persen PDB 20 Persen PDB 15 15 10 10 5 5 0 0 Indonesia Vietnam Tiongkok Filipina Thailand Malaysia Tiongkok Malaysia Thailand Vietnam Indonesia Filipina 2015–19 2022–23 2015–19 2022–23 Sumber: Estimasi staf Bank Dunia.  kspor barang mulai pulih tetapi lambat; kedatangan wisatawan telah mencapai titik mendatar di bawah tingkat Gambar O11. E sebelum pandemi di beberapa negara A. Ekspor barang (pertumbuhan tahun-ke-tahun) B. Kedatangan wisatawan dibandingkan dengan sebelum pandemi 50 140 120 25 100 Persen Indeks 80 60 0 40 20 –25 0 Jan-22 Jun-22 Nov-22 Apr-23 Sep-23 Feb-24 Jan-20 Jul-20 Jan-21 Jul-21 Jan-22 Jul-22 Jan-23 Jul-23 Jan-24 Tiongkok Indonesia Malaysia Filipina Kamboja Malaysia Filipina Thailand Thailand Vietnam Rata-rata EAP Vietnam Fiji Indonesia Rata-rata EAP Sumber: Haver Analytics. Catatan: A. rata-rata bergerak tiga bulan. B. angka menunjukkan kedatangan wisatawan bulanan diindeks ke bulan yang sama pada tahun 2019 Ringkasan xxiii PERKEMBANGAN TERKINI ASIA TIMUR DAN PASIFIK APRIL 2024 Tiongkok Setelah pemulihan pasca-COVID yang kuat pada awal tahun 2023, momentum pertumbuhan di Tiongkok melambat. Tekanan deflasi, penurunan penggunaan kapasitas, dan pasar tenaga kerja yang lesu menunjukkan bahwa permintaan agregat tidak dapat mengimbangi pasokan agregat. Investasi dalam infrastruktur dan real estat – penggerak utama pertumbuhan pesat dalam beberapa dekade terakhir – telah melambat secara signifikan, karena pasar properti sedang mengalami koreksi berkepanjangan yang memang diperlukan. Sementara itu, tingkat utang yang tinggi dan penurunan pengembalian investasi membatasi ekspansi infrastruktur lebih lanjut. Tiongkok berupaya untuk beralih ke jalur pertumbuhan yang lebih seimbang, tetapi upaya untuk memicu pendorong permintaan alternatif terbukti sulit. Salah satu tantangan utama adalah tingkat tabungan yang tinggi dan, akibatnya, konsumsi domestik yang relatif rendah (gambar O12A). Untuk mempertahankan permintaan agregat, Tiongkok membutuhkan tingkat investasi yang tinggi, tingkat ekspor yang tinggi, atau tingkat pengeluaran pemerintah yang tinggi. Selama dekade terakhir Tiongkok berhasil mengurangi ketergantungannya pada ekspor dan beralih dari sumber permintaan eksternal ke domestik. Namun, hal tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan domestik, dengan ketergantungan tinggi pada investasi dalam infrastruktur dan real estat. Kini, Tiongkok mencoba melakukan penyeimbangan kembali dalam investasi, dengan mengutamakan manufaktur berteknologi mutakhir (gambar O12B). Langkah ini berisiko timbulnya ketidakseimbangan baru antara kapasitas manufaktur dan permintaan, baik domestik maupun internasional. Untuk mendukung permintaan agregat, pemerintah telah mengumumkan stimulus ekonomi makro moderat. Pendekatan kebijakan ekonomi makro yang berhati-hati dari pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah tengah berupaya mencapai keseimbangan antara memberikan stimulus jangka pendek dan mencapai tujuan jangka panjang berupa pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. Upaya mengatasi ketidakseimbangan struktural dalam permintaan agregat akan membutuhkan lebih dari sekadar stimulus fiskal konvensional. Alih-alih, reformasi yang mengurangi tabungan sebagai tindakan pencegahan, seperti penguatan perlindungan sosial dan pensiun, perpajakan yang lebih progresif, dan realokasi anggaran pemerintah dari infrastruktur ke sumber daya manusia, akan merangsang konsumsi dan mengarah pada pertumbuhan yang lebih berimbang. Pada saat yang sama, lingkungan kebijakan yang transparan dan dapat diprediksi serta perlakuan yang setara terhadap perusahaan tanpa memandang kepemilikannya akan mendukung kepercayaan investor dan mendorong investasi swasta. Hal ini juga akan memungkinkan kekuatan pasar untuk berperan lebih besar dalam alokasi modal, sehingga mengurangi risiko kelebihan kapasitas.  roporsi konsumsi dalam PDB tetap relatif rendah di Tiongkok; investasi tumbuh lebih cepat pada sektor Gambar O12. P manufaktur tetapi melambat dalam infrastruktur dan real estat A. Konsumsi rumah tangga B. Pertumbuhan investasi menurut sektor 120 15 2015–19 2023 100 10 80 Persen PDB 5 Persen 60 40 0 20 –5 6 8 10 12 PDB per kapita, log –10 Tiongkok, 2001–2022 EAP, 2022 AEs, 2022 EMDEs, 2022 Manufaktur Real estat Infrastruktur Sumber: WDI, Haver Analytics. Catatan: A. negara dengan populasi lebih dari 1,5 juta ditampilkan. B. gambar menunjukkan rata-rata pertumbuhan tahun-ke-tahun xxiv Ringkasan LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN Tabel O1. Perkiraan pertumbuhan PDB Perkiraan Apr 2024 Perkiraan Oct 2023 untuk untuk untuk untuk 2015-19 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2023 2024 Asia Timur & Pasifik 6.4 1.3 7.5 3.4 5.1 4.5 4.3 5.0 4.5 Asia Timur & Pasifik (di luar Tiongkok) 4.9 −3.5 2.7 5.8 4.4 4.6 4.8 4.6 4.7 Negara-negara Kepulauan Pasifik 3.0 −10.2 −3.5 6.4 5.6 3.6 3.3 5.2 3.6 Tiongkok 6.7 2.2 8.4 3.0 5.2 4.5 4.3 5.1 4.4 Indonesia 5.0 −2.1 3.7 5.3 5.0 4.9 5.0 5.0 4.9 Malaysia 4.9 −5.5 3.3 8.7 3.7 4.3 4.4 3.9 4.3 Filipina 6.6 −9.5 5.7 7.6 5.6 5.8 5.9 5.6 5.8 Thailand 3.4 −6.1 1.6 2.5 1.9 2.8 3.0 3.4 3.5 Vietnam 7.1 2.9 2.6 8.1 5.0 5.5 6.0 4.7 5.5 Kamboja 7.1 −3.1 3.0 5.2 5.4 5.8 6.1 5.5 6.1 RDR Laos 6.6 0.5 2.5 2.7 3.7 4.0 4.1 3.7 4.1 Mongolia 4.6 −4.4 1.6 5.0 7.1 4.8 6.6 5.1 6.1 Myanmar 6.4 6.6 −9.0 −12.0 4.0 1.3 2.0 3.0 2.0 Papua NuGini 4.0 −3.2 0.1 4.3 2.7 4.8 3.6 3.0 5.0 Timor-Leste 5.1 −8.3 2.9 4.0 2.1 3.6 4.5 2.4 3.5 Palau 1.0 −9.1 −13.4 −2.0 0.8 12.4 11.9 −1.4 10.4 Fiji 3.1 −17.0 −4.9 20.0 8.0 3.5 3.3 7.7 4.0 Kepulauan Solomon 3.0 −3.4 −0.6 −4.1 1.9 2.8 3.1 1.8 2.7 Tuvalu 6.7 −4.3 1.8 0.7 3.9 3.5 2.4 3.9 3.5 Kepulauan Marshall 4.8 −1.8 1.0 −4.5 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 Vanuatu 3.5 −5.0 0.6 1.9 2.5 3.7 3.5 1.5 2.6 Kiribati 2.5 −0.6 8.5 3.9 4.2 5.6 2.0 2.5 2.4 Tonga 2.4 0.5 −2.7 −2.0 2.6 2.5 2.2 2.6 2.5 Samoa 3.4 −3.1 −7.1 −5.3 8.0 4.5 3.6 6.0 4.0 Micronesia 1.9 −1.8 −3.2 −0.6 0.8 1.1 1.7 2.8 2.8 Nauru 2.4 0.7 7.2 2.8 0.6 1.4 1.2 2.0 1.5 Sumber: Bank Dunia; Estimasi dan proyeksi Bank Dunia Catatan: Persentase pertumbuhan PDB berdasarkan harga pasar. Nilai untuk tahun 2023 untuk negara-negara kepulauan kecil mengacu pada perkiraan pertumbuhan PDB. Nilai untuk Timor-Leste mewakili PDB non-migas. Untuk negara-negara berikut, nilai-nilai sesuai dengan tahun fiskal: Negara Federal Mikronesia, Palau, dan Republik Kepulauan Marshall (1 Oktober–30 September); Nauru, Samoa, dan Tonga (1 Juli–30 Juni). Tingkat pertumbuhan Myanmar mengacu pada tahun fiskal dari Oktober hingga September. Ì Fokus khusus: Landasan kukuh untuk pertumbuhan Meskipun pertumbuhan pendapatan per kapita di kawasan EAP telah melampaui sebagian besar negara berkembang dan pasar yang sedang berkembang dalam dua dekade terakhir, pertumbuhan tersebut didorong terutama oleh akumulasi modal ketimbang peningkatan pertumbuhan produktivitas secara keseluruhan (gambar O13). Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dapat berasal dari modal yang lebih besar (penambahan modal), peningkatan sumber daya manusia (melalui pendidikan dan keterampilan), dan produktivitas faktor total (total factor productivity, TFP) yang lebih tinggi (bagian dari produksi yang dapat diatribusikan kepada inovasi karena tidak dapat dijelaskan oleh peningkatan dalam jumlah tenaga kerja atau modal fisik dan manusia). Dalam jangka panjang, produktivitas (TFP) – efisiensi input diubah menjadi output – adalah pendorong utama pertumbuhan. Pemahaman tentang sumber-sumber penurunan pertumbuhan produktivitas di negara-negara EAP akan membantu merancang kebijakan yang mendukung pertumbuhan jangka panjang. Ringkasan xxv PERKEMBANGAN TERKINI ASIA TIMUR DAN PASIFIK APRIL 2024 Fokus khusus dari Perkembangan Terkini ini mencermati  ertumbuhan regional telah didorong oleh Gambar O13. P tantangan pertumbuhan produktivitas dengan akumulasi modal ketimbang pertumbuhan TFP menggunakan pendekatan analisis baru pada tingkat Dekomposisi Produktivitas Tenaga Kerja perusahaan; faktor-faktor di balik perlambatan tersebut; dan kebijakan yang akan memicu kembali TFP sebagai 12 11 pendorong penting pertumbuhan ekonomi. 10 9 8 7 6 Persentase 5 4 Ì Apa yang terjadi dengan produktivitas 3 2 tingkat perusahaan? 1 0 –1 –2 Pertumbuhan produktivitas agregat adalah sebuah proses –3 dinamis yang melibatkan: (i) pertumbuhan produktivitas –4 –5 2002–07 2013–19 2020–21 2022–23 2002–07 2013–19 2020–21 2022–23 2002–07 2013–19 2020–21 2022–23 2002–07 2013–19 2020–21 2022–23 di dalam perusahaan yang ada; (ii) realokasi pangsa pasar ke perusahaan yang lebih produktif; dan (iii) masuk dan keluarnya perusahaan (gambar O14). Tiongkok EAP kecuali EMDE lain Negara maju Diagnosis akurat terhadap sumber-sumber perlambatan Tiongkok produktivitas merupakan hal penting dalam penetapan TFP Penambahan modal kebijakan yang tepat. SDM Produktivitas buruh Sumber: Konferensi Board, basis data ekonomi keseluruhan. Pertumbuhan produktivitas di berbagai negara Asia Catatan: Gambar menunjukkan median tidak tertimbang (EAP tanpa Tiongkok mencerminkan tujuh negara). TFP: Produktivitas faktor total. Timur sebagian besar disebabkan oleh peningkatan produktivitas perusahaan yang ada (gambar O15). Dalam hal ini, perusahaan di kawasan tersebut serupa dengan perusahaan di negara-negara lain, termasuk AS, tetapi juga Amerika Latin dan di Eropa Timur. Karena sebagian besar pertumbuhan produktivitas telah disebabkan oleh pertumbuhan produktivitas dalam perusahaan, adanya perlambatan dalam produktivitas agregat kemungkinan mencerminkan perlambatan dalam pertumbuhan di dalam perusahaan. Mengapa perlambatan produktivitas terjadi pada saat kemajuan teknologi yang pesat masih menjadi teka-teki. Gambar O14. Sumber pertumbuhan produktivitas agregat Growth within Entry of more Reallocation of Exit Catch-up growth within non- Sumber: Elaborasi staf Bank Dunia. Catatan: Perusahaan frontier merujuk pada perusahaan yang paling produktif dalam suatu negara dan industri. xxvi Ringkasan LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN  ertumbuhan produktivitas di EAP sebagian besar didorong oleh peningkatan produktivitas di dalam perusahaan Gambar O15. P 120 USA - Manufaktur (1997–2013) CHN - Manufaktur (2007–2013) 100 MYS - Manufaktur (2000–2015) 80 PHL - Jasa (2012–2018) VNM - Manufaktur (2011–2021) 60 CHN - Manufaktur (1998–2007) IDN - Manufaktur (1996–2015) Persen 40 PHL - Manufaktur (2012–2018) VNM - Manufaktur (2001–2011) 20 VNM - Jasa (2011–2021) 0 –20 –40 Dalam-Perusahaan Realokasi Entri Keluar Sumber: Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam mencerminkan perhitungan penulis menggunakan data mikro Badan Statistik, Tiongkok diambil dari Brandt et al. (2020), AS diambil dari Pancost dan Yeh (2022). Catatan: Dekomposisi dihitung pada tingkat 2 digit dan diagregasi menggunakan bobot nilai tambah. Grafik mencerminkan rata-rata 5 atau 6 perubahan produktivitas tahunan, selama periode yang disebutkan dalam legenda (5 atau 6 tahun tergantung pada ketersediaan data negara). Perhatikan bahwa entri hanya mencerminkan entri perusahaan muda, entri ke survei akibat perubahan sampling telah dikecualikan. Ì Apa yang terjadi pada produktivitas dalam perusahaan frontier dan tertinggal? Pada tahun 1990-an, teknologi baru diadopsi lebih awal oleh perusahaan frontier (perusahaan terdepan) EAP, yang didefinisikan sebagai perusahaan paling produktif di suatu negara, tetapi menyebar ke perusahaan lain lebih lambat ketimbang yang terjadi pada masa lalu (Cirera et al., 2021; Laporan Imperatif Inovasi). Pola ini konsisten dengan pengalaman di negara-negara maju. Namun, pertumbuhan produktivitas perusahaan frontier nasional di negara-negara EAP semakin tertinggal dari perusahaan-perusahaan frontier global di sektor-sektor intensif digital dalam beberapa tahun terakhir, seperti elektronik (gambar O16). Perlambatan pertumbuhan perusahaan frontier nasional lebih terasa di sektor-sektor intensif digital – sektor yang sama di mana perusahaan terbaik di negara-negara kaya semakin unggul. Sebagai contoh, dalam sektor manufaktur digital, antara tahun 2005 dan 2015, produktivitas perusahaan frontier global meningkat sebesar 76 persen, sedangkan produktivitas perusahaan frontier nasional di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam hanya meningkat sebesar rata-rata 31 persen. Untuk sektor yang kurang intensif digital, kesenjangan antara perusahaan frontier nasional dan global tidak terlalu mencolok. Stagnasi relatif perusahaan frontier nasional juga terjadi di negara- negara berkembang di luar EAP, meskipun pada tingkat yang lebih rendah. Karena teknologi baru biasanya diserap terlebih dahulu oleh perusahaan frontier dan baru kemudian menyebar ke perusahaan lain, revitalisasi perusahaan frontier nasional penting untuk pertumbuhan masa depan semua perusahaan. Teknologi digital canggih, seperti analisis data, tersebar secara lambat ke perusahaan-perusahaan nasional terdepan di EAP. Tidak mengherankan, perusahaan di negara-negara berkembang Asia Timur relatif kurang canggih daripada di negara-negara maju. Namun, sementara perusahaan rata-rata di EAP sedikit tertinggal dibandingkan dengan perusahaan rata-rata di negara-negara maju, perusahaan-perusahaan tercanggih di EAP jauh tertinggal dari perusahaan-perusahaan tercanggih di dunia (Cirera et al., mendatang). Kurang canggihnya perusahaan frontier nasional juga terjadi di luar Asia Timur, meskipun pada tingkat yang sedikit lebih moderat. Ringkasan xxvii PERKEMBANGAN TERKINI ASIA TIMUR DAN PASIFIK APRIL 2024  erusahaan frontier nasional di negara-negara EAP tertinggal dari perusahaan frontier global, terutama dalam Gambar O16. P sektor digital Jarak antara perusahaan frontier nasional dan global A. Sektor intensif digital B. Sektor yang kurang intensif digital 0.4 0.4 Indeks (Tahun Pertama = 0) Indeks (Tahun Pertama = 0) 0.2 0.2 0 0 –0.2 –0.2 –0.4 –0.4 –0.6 –0.6 –0.8 –0.8 –1 –1 –1.2 –1.2 –1.4 –1.4 2003 2006 2009 2012 2015 2018 2003 2006 2009 2012 2015 2018 VNM - Manufaktur MYS - Manufaktur CHN - Manufaktur IDN - Manufaktur PHL - Manufaktur PHL - Jasa Sumber: Perhitungan penulis menggunakan data mikro Badan Statistik dan Criscuolo (2023) untuk perusahaan frontier global. Catatan: Perusahaan frontier nasional didefinisikan seperti pada gambar sebelumnya (produktivitas perusahaan persentil ke-90 untuk setiap negara dan industri). Intensitas digital dari sektor-sektor didefinisikan sesuai dengan Eurostat. Ì Mengapa para pemimpin tidak memimpin?  erusahaan yang lebih produktif melaporkan Gambar O17. P peraturan perdagangan, keterampilan tenaga kerja, dan infrastruktur transportasi atau Kondisi inersia relatif EAP terkait pertumbuhan telekomunikasi sebagai kendala penting dalam produktivitas bisa disebabkan oleh kurang memadainya operasional bisnis insentif bagi perusahaan-perusahaan frontier dan Tingkat keparahan kendala menurut kuartil produktivitas tenaga karena semua perusahaan tidak memiliki kapasitas yang kerja (dibandingkan dengan kuartil terbawah) relevan. Perusahaan-perusahaan paling produktif di EAP cenderung mengidentifikasi hambatan perdagangan, 0.20 minimnya keterampilan, dan kelemahan dalam 0.15 infrastruktur transportasi dan telekomunikasi sebagai kendala utama (gambar O17). 0.10 0.05 Perusahaan memerlukan insentif yang tepat 0.00 Kebijakan Keterampilan Transportasi Telekomunikasi Rendahnya tingkat persaingan dapat menjelaskan Perdaganan pertumbuhan produktivitas yang relatif rendah dari Kuartil ke-2 Kuartil ke-3 Kuartil paling produktif perusahaan frontier di EAP. Tingkat persaingan yang lebih tinggi (atau ancaman persaingan), yang dapat Sumber: Survei Perusahaan Bank Dunia (World Bank Enterprise Surveys). berasal dari keterbukaan terhadap perdagangan dan Catatan: Kuartil produktivitas tenaga kerja dalam manufaktur dihitung untuk setiap negara dan tahun (menerapkan bobot sampel). Nilai mencerminkan tingkat keparahan kendala yang dilaporkan oleh investasi, memperkuat insentif bagi perusahaan frontier perusahaan (pada skala 0 hingga 4) dalam setiap kuartil, relatif terhadap perusahaan-perusahaan paling tidak produktif dalam kuartil terbawah. Diagram menyajikan hasil regresi tingkat perusahaan dari kendala untuk berinovasi dan berkembang (Aghion et al., 2009, yang dilaporkan pada kuartil produktivitas tenaga kerja, dengan mengendalikan ukuran perusahaan dan dampak tetap negara dan tahun. Mencerminkan data untuk 13 negara berpenghasilan menengah dan 2021). Meskipun tarif sektor manufaktur relatif rendah rendah di EAP. xxviii Ringkasan LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN  eberadaan BUMN yang lebih tinggi di EAP terkait dengan produktivitas yang lebih rendah. Sebaliknya, Gambar O18. K keberadaan perusahaan asing yang lebih tinggi terkait dengan produktivitas perusahaan frontier yang lebih tinggi A. Dampak langsung B. Dampak tak langsung 5 3 4 2 3 2 1 2 1 1 Persen Persen 0 0 –1 –1 –1 –2 –2 –3 –2 –4 –3 BUMN Asing BUMN Asing Sumber: Perhitungan penulis menggunakan data mikro Badan Statistik untuk Tiongkok, Indonesia, dan Filipina. Catatan: Dampak langsung kepemilikan asing mencerminkan perbedaan dalam pertumbuhan TFP tahunan antara perusahaan frontier milik asing dan domestik. Perusahaan frontier mencerminkan 10% perusahaan paling produktif dalam suatu negara dan industri. Dampak tak langsung mewakili perbedaan pertumbuhan TFP tahunan untuk perusahaan frontier domestik dalam industri dengan kepemilikan asing yang 10% lebih tinggi (diukur sebagai pangsa penjualan industri yang disebabkan oleh perusahaan milik asing). Kepemilikan negara (BUMN) didefinisikan secara serupa. di EAP, tarif sektor pertanian dan kebijakan non-tarif (non-tariff measures, NTMs) sektor manufaktur masih membatasi persaingan. Selain itu, regulasi pasar produk di Tiongkok dan Indonesia 50 persen lebih ketat dibandingkan dengan di Amerika Serikat (OECD). Beberapa negara EAP, misalnya di Vietnam, didominasi oleh badan usaha milik negara (BUMN) yang juga dapat mempengaruhi kondisi persaingan. Di EAP, jumlah perusahaan perintis telah menurun drastis selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam sektor intensif digital, dan kawasan tersebut semakin dipenuhi oleh perusahaan petahana yang menua. Perusahaan frontier EAP yang lebih terpapar pada persaingan menunjukkan pertumbuhan produktivitas yang lebih pesat (gambar O18). Perusahaan frontier yang dimiliki asing menunjukkan pertumbuhan produktivitas tahunan lima persen lebih cepat daripada perusahaan frontier lain, sedangkan BUMN memiliki pertumbuhan produktivitas tiga persen lebih lambat. Selain itu, persaingan dari perusahaan asing atau BUMN dalam suatu sektor dapat memiliki dampak tak langsung yang penting terhadap pertumbuhan perusahaan frontier dalam negeri atau milik swasta. Perusahaan memerlukan kemampuan yang tepat Pertumbuhan produktivitas dan adopsi teknologi canggih membutuhkan keterampilan tingkat lanjut dan infrastruktur digital berkualitas tinggi. Meskipun akses ke seluler broadband tersebar luas di EAP, serat optik berkecepatan tinggi belum tersedia secara merata antar dan di dalam negara. Beberapa teknologi (seperti e-commerce) hanya memerlukan seluler broadband dasar. Sebaliknya, teknologi data modern (seperti analisis data atau cloud computing) memerlukan serat optik broadband berkecepatan tinggi untuk mengirim dan menerima data dari pelanggan/pemasok/dalam perusahaan serta perpaduan yang tepat antara keterampilan digital dan manajemen untuk menerapkan pengambilan keputusan berbasis data dalam bisnis. Ringkasan xxix PERKEMBANGAN TERKINI ASIA TIMUR DAN PASIFIK APRIL 2024 Akses ke keterampilan dan infrastruktur data modern Gambar O19. P  erusahaan dengan pengelolaan terbaik di tidak merata di EAP. Di 14 dari 22 negara berpenghasilan negara berkembang EAP memiliki keterampilan jauh di bawah perusahaan-perusahaan terbaik menengah di kawasan ini, lebih dari separuh anak di negara-negara maju berusia 10 tahun tidak dapat membaca dan memahami teks sesuai dengan usianya. Bahkan keterampilan digital 0.0 dasar pun belum tersedia secara luas di EAP, dengan kurang dari seperempat pekerja di Kamboja, Mongolia, Filipina, Thailand, dan Vietnam mampu menggunakan –0.5 fungsi “salin dan tempel” dalam dokumen. Lebih dari 50 persen perusahaan yang berinovasi di Indonesia, –1.0 Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam menyebutkan kurangnya keterampilan manajerial dan kepemimpinan sebagai tantangan ketika merekrut –1.5 tenaga kerja baru (Bank Dunia 2022, Kebutuhan 10% Terbawah Perusahaan Median 10% Teratas Inovasi di Asia Timur/Innovation Imperative in East Tiongkok Vietnam Singapore Australia Selandia Baru Asia). Rata-rata perusahaan di negara-negara maju dan berkembang EAP kurang terkelola dengan baik dibandingkan dengan di Amerika Serikat (lihat Gambar Sumber: Maloney dan Sarrias (2017) menggunakan Survei Manajemen Dunia. Catatan: Grafik tersebut mencerminkan kesenjangan dalam skor manajemen antara 10 persen teratas O19). Namun, perusahaan-perusahaan dengan perusahaan dengan pengelolaan terbaik di EAP dibandingkan dengan 10 persen teratas perusahaan dengan pengelolaan terbaik di AS. 10 persen terbawah dan median didefinisikan dengan cara serupa. pengelolaan terbaik di negara-negara berkembang EAP tertinggal dari perusahaan-perusahaan dengan pengelolaan terbaik di negara maju EAP dan jauh tertinggal dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan terbaik di Amerika Serikat. Ì Bagaimana kebijakan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan produktivitas? Meskipun bisa diasumsikan bahwa masalah kapasitas adalah masalah yang hanya terjadi pada perusahaan yang tertinggal, bukti yang kami miliki pada bagian sebelum ini menunjukkan bahwa, dalam beberapa hal, perusahaan- perusahaan frontier juga tidak memiliki kapasitas memadai, seperti keterampilan manajemen. Kami menyoroti reformasi yang saling melengkapi untuk meningkatkan persaingan, infrastruktur digital, dan keterampilan sebagai prioritas kebijakan guna memacu produktivitas perusahaan terdepan. Reformasi pasar barang dan jasa dapat mendorong persaingan dan mempercepat pertumbuhan produktivitas. Meskipun pasar barang di EAP relatif terbuka, liberalisasi dari tarif yang tersisa dan hambatan berupa kebijakan non-tarif (non- tariff measures, NTMs) yang relatif tidak transparan dapat meningkatkan paparan terhadap persaingan dalam negeri dan membekali perusahaan untuk bersaing di luar negeri. Sebagai contoh, survei terbaru mengungkapkan bahwa 55 persen eksportir di kawasan EAP menganggap NTMs sebagai beban yang membatasi kemampuan mereka untuk memperluas pasar baru (ITS, 2023). Penghapusan restriksi untuk masuk dan beroperasi di sektor jasa juga dapat memiliki dampak pro-kompetitif (Bank Dunia, 2023). Misalnya, reformasi jasa di Vietnam terkait dengan peningkatan lebih dari 3 persen dalam produktivitas tenaga kerja perusahaan di sektor yang sama serta sektor manufaktur hilir (gambar O20). Kebijakan yang meningkatkan persaingan memiliki dampak yang lebih besar ketika dipadukan dengan kebijakan yang meningkatkan infrastruktur dan investasi. Bukti awal dari mulai diterapkannya fiber backbone di 12 provinsi Filipina menunjukkan peningkatan penggunaan e-commerce, terutama untuk perusahaan dengan koneksi berkualitas tinggi dan perusahaan di sektor yang lebih kompetitif. Keterbukaan terhadap persaingan asing dan akses ke serat optik xxx Ringkasan LANDASAN KUKUH UNTUK PERTUMBUHAN  embuka persaingan untuk penyediaan jasa dapat meningkatkan produktivitas sektor jasa dan sektor manufaktur Gambar O20. M hilir.  ampak produktivitas reformasi jasa pada perusahaan jasa A. D  ampak produktivitas reformasi jasa pada perusahaan manufaktur B. D (dampak-sendiri) (dampak hilir) 0.2 0.25 0.2 Dampak asli (persen) Dampak asli (persen) 0.15 0.15 0.1 0.1 0.05 0.05 0 0 –0.05 –0.05 Semua BUMN Asing Swasta Swasta Swasta Semua BUMN Asing Swasta Swasta Swasta (kecil) (menengah) (besar) (kecil) (menengah) (besar) Sumber: Haver Analytics, World Development Indicators. Catatan: B. menunjukkan rata-rata pertumbuhan tahunan dari nilai rata-rata pergerakan FDI 3 tahun, selama 2012-2019, kecuali Vietnam (2014-2019) dan Indonesia serta Filipina (2013-2019). broadband bagi perusahaan di negara tersebut dapat meningkatkan adopsi teknologi. Jika dua kebijakan tersebut digabung, dampak positifnya bisa lebih dari dua kali lipat. Peningkatan kualitas SDM sangatlah penting dan memiliki setidaknya tiga dimensi. Pertama adalah memperbaiki landasan keterampilan dasar sebagai modal dalam membangun keterampilan lebih lanjut (Bank Dunia 2023). Pemahaman guru tentang materi dan metode ajar merupakan masalah utama. Investasi dalam pelatihan guru diperkirakan akan menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan seumur hidup (terdiskonto) yang sepuluh kali lebih besar dari biaya investasi. Kedua, membekali individu dengan keterampilan untuk bekerja menggunakan teknologi baru serta kemampuan berinovasi. Hal ini membutuhkan penekanan pada investasi dalam pendidikan tinggi guna mengembangkan keterampilan kognitif, teknis, dan sosio-emosional yang mumpuni. Untuk mengatasi kesenjangan ini, sejak dini, siswa perlu dihadapkan kepada berbagai tugas (mulai dari bagian pabrik hingga departemen R&D). Keterkaitan antara lembaga penelitian dan perusahaan perlu diperkuat, termasuk melalui pemberian insentif bagi kerja sama antara lembaga penelitian dan industri. Ketiga, meningkatkan kemampuan manajer yang sudah ada di pasar kerja. Perbedaan dalam kualitas manajemen merupakan kontributor penting terhadap perbedaan produktivitas antar negara. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kualitas manajemen dapat ditingkatkan. Misalnya, perusahaan yang mendapatkan pendampingan manajemen di Kolombia berhasil memperbaiki praktik manajemen mereka dan meningkatkan jumlah pekerjaan (Iacovone et al., 2022). Pendampingan per perusahaan (one-on-one) yang intensif, maupun pendampingan Perusahaan dalam kelompok kecil dapat membawa perbaikan pada kualitas manajerial (setara, senilai 8-10 poin persentase), juga peningkatan pada tingkat penjualan perusahaan, laba, serta produktivitas tenaga kerja. Dukungan seperti ini menjadi sangat efektif ketika dipadukan dengan upaya mendorong persaingan, yang memotivasi peningkatan keterampilan manajerial (McKenzie, 2023). Ringkasan xxxi WORLD BANK EAST ASIA AND THE PACIFIC ECONOMIC UPDATE APRIL 2024