69870 Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah Naskah Kebijakan Mei 2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN • Dari BOS ke BOSDA: Dari Peningkatan Akses ke ini dapat digunakan untuk membandingkan perbedaan alokasi yang diterima oleh sekolah. Alokasi yang Berkeadilan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), yang diprakarsai Ketika dana BOS meningkat, Kementerian menyadari bahwa oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2005, sumber daya yang lebih besar yang diberikan oleh BOS tidak memberikan dana kepada sekolah-sekolah pada tingkat mampu mengatasi perbedaan biaya operasional sekolah terkait pendidikan dasar. Program ini kini memberikan bantuan bagi dengan masyarakat yang mereka layani dan lokasinya. Misalnya, 228.000 sekolah dan dinikmati oleh sekitar 43 juta siswa. Pada biaya untuk menyediakan pendidikan dasar (antara lain untuk tahun 2012, 8,1% atau Rp 23,5 triliun dari seluruh anggaran belanja barang dan biaya perjalanan guru) di sekolah-sekolah pendidikan pemerintah digunakan untuk BOS. kecil, terpencil dan di daerah pedesaan seringkali lebih tinggi daripada di sekolah yang lebih besar dan berada di perkotaan. Program bantuan sekolah yang dialokasikan berdasarkan per siswa mempunyai tiga tujuan: meningkatkan akses pada Beberapa pemerintah daerah berusaha mengatasi kesenjangan pendidikan dasar dan meningkatkan kualitas pendidikan dasar, antara dana BOS yang diterima sekolah dan biaya operasional yang mengurangi beban keuangan siswa, dan mendukung reformasi sesungguhnya melalui program Bantuan Operasional Sekolah manajemen berbasis sekolah. Dana BOS digunakan untuk Daerah (BOSDA). Dalam sebuah survei yang dilaksanakan pada pembelian barang dan jasa yang bertujuan untuk meningkatkan tahun 2009 oleh Kementerian Pendidikan Nasional, kurang lebih kualitas pendidikan (misalnya, buku teks dan buku perpustakaan, setengah dari seluruh provinsi dan 60% dari seluruh kabupaten/ bahan belajar-mengajar, kegiatan pengembangan profesi guru, kota memberikan BOSDA kepada setidaknya beberapa sekolah dan pembelajaran remedial), dan telah mengurangi pungutan di wilayah mereka (Gambar 1). Tingkat partisipasi pendidikan di pada orang tua. kabupaten/kota yang memiliki BOSDA sama dengan kabupaten/ kota yang tidak memiliki BOSDA, tetapi kabupaten/kota dengan BOS dialokasikan bagi sekolah berdasarkan formula umum per BOSDA cenderung lebih sejahtera dan membelanjakan lebih siswa yang merupakan komponen utama dalam transparansi banyak untuk pendidikan. program tersebut. Sebuah sekolah dasar dengan 150 siswa di kabupaten Kaimana, Papua Barat, menerima dana dalam Gambar 1: Banyak pemerintah daerah sudah jumlah yang sama dengan sekolah yang jumlah muridnya sama memiliki BOSDA yang menjadi pelengkap program di Aceh Jaya. Melalui penyebaran informasi, kegiatan pelatihan BOS nasional dan sosialisasi, kepala sekolah, komite sekolah dan orangtua Persentase kabupaten/kota dan provinsi yang telah memiliki program mengetahui jumlah dana BOS yang akan mereka terima. Informasi BOSDA untuk SD dan SMP, 2009. Foto : M. Wildan Catatan: Pada tahun 2009, Indonesia mempunyai 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota. Sumber: Survei BOSDA Kabupaten/Kota dan Provinsi dari Kementerian Pendidikan BOSDA di kabupaten Mamuju digunakan untuk merawat bangunan Nasional, 2009 sekolah • Karakteristik BOSDA di Provinsi dan Kabupaten/Kota Gambar 3: Dana BOSDA lebih kecil daripada dana yang diberikan melalui program BOS nasional. Analisis terbaru tentang studi belanja pemerintah untuk Dana BOS per siswa dan jumlah BOSDA rata-rata per siswa SD dan SMP, pendidikan menunjukkan bahwa siswa SD yang menerima 2010/2011 BOSDA memiliki tingkat prestasi belajar yang lebih tinggi daripada siswa di sekolah yang tidak menerima BOSDA (lihat Gambar 2). Rata-rata siswa di sekolah yang menerima BOSDA memperoleh skor 9% dan 6% lebih tinggi dalam tes Matematika dan Bahasa Indonesia. Ini disebabkan terutama karena sekolah memutuskan menggunakan sumber daya tersebut untuk memberikan dukungan tambahan kepada siswa dan bahan belajar mengajar. Gambar 2: Siswa di sekolah dasar dengan BOSDA mempunyai prestasi yang lebih baik, bahkan dengan mengontrol faktor-faktor lain Catatan: Dana BOSDA tidak selalu diberikan atas dasar per siswa, tetapi dikonversikan Nilai tes rata-rata siswa kelas 5 untuk bidang studi Matematika dan Bahasa menjadi per siswa untuk membantu perbandingan dengan program nasional. Alokasi per Indonesia, 2010. siswa melalui program BOS meningkat secara signifikan pada tahun 2012 (SD - Rp 580.000 dan SMP – Rp 710.000) Sumber: World Bank Survey of Regional School Grants, 2011 Jumlah dana BOSDA yang diberikan pemerintah daerah tampaknya tidak terkait dengan dana yang diterima melalui program BOS nasional. Seringkali terdapat indikasi bahwa peningkatan dana yang diterima melalui program BOS menyebabkan pengurangan dana BOSDA yang diterima sekolah. Pada tahun 2012, dana per siswa melalui program BOS naik secara signifikan. Meskipun demikian, survei lanjutan dengan sampel acak di 63 kabupaten/kota menunjukkan bahwa alokasi BOSDA untuk tahun 2012 turun hanya di enam dari 38 kabupaten/kota yang memiliki program BOSDA pada tahun 2011. Dana BOSDA seringkali diberikan juga kepada PAUD dan SMA Catatan: Prestasi antara sekolah yang mendapatkan BOSDA dan tidak mendapatkan BOS- DA secara signifikan berbeda pada tingkat 1 persen. Grafik di atas menunjukkan perbedaan selain kepada SD dan SMP yang memperoleh dana BOS. Kurang sederhana antara nilai tes siswa di sekolah yang menerima BOSDA dan tidak menerima dari setengah (44%) kabupaten/kota yang disurvei pada tahun BOSDA. Meskipun demikian, hubungan positif antara BOSDA dan hasil pembelajaran jauh 2011 memberikan BOSDA kepada PAUD, dan 62% kepada SMA. lebih baik kalau faktor-faktor lain terpenuhi (misalnya: karakteristik sekolah dan guru, dan latar belakang orang tua). Meskipun demikian, dana BOSDA jarang diberikan kepada madrasah dibandingkan dengan program BOS yang memberikan Sumber: World Bank Education Public Expenditure Review, 2012 dana secara penuh. Misalnya, pada tahun 2010/2011 hanya 55% dari kabupaten/kota dan 45% dari provinsi yang memiliki Sebuah survei lanjutan yang dilaksanakan oleh Bank Dunia pada program BOSDA memberikan dana kepada madrasah. Bantuan tahun 2011 mempelajari sampel 13 provinsi dan 86 kabupaten/ yang lebih terbatas kepada madrasah memberikan gambaran kota yang memiliki program BOSDA. Alokasi BOSDA rata-rata bahwa lembaga ini lebih dikontrol oleh pusat, dibandingkan cenderung jauh lebih rendah dibanding dana BOS nasional per dengan sekolah biasa yang dikontrol langsung oleh pemerintah siswa (Gambar 3). Meskipun demikian, jumlahnya bervariasi daerah. secara signifikan pada setiap kabupaten/kota dan pada tingkat sekolah. Enam dari 86 kabupaten/kota yang disurvei memberikan Seperti halnya BOS nasional, lebih dari 80% kabupaten/kota dana BOSDA yang lebih besar dibanding program BOS nasional. dan provinsi menggunakan formula pendanaan sederhana per Misalnya, kabupaten Manokwari di Papua Barat menyediakan siswa untuk menyalurkan dana BOSDA kepada sekolah. Sejumlah dana masing-masing Rp 476.000 dan Rp 684.000 untuk setiap pemerintah daerah memasukkan jumlah kelas dan guru sebagai siswa SD dan SMP. kriteria untuk menentukan besarnya dana yang dialokasikan. Dalam sedikit kasus, BOSDA tidak diberikan kepada sekolah tetapi Kesenjangan alokasi dana antara SD dan SMP yang berasal kepada guru dan kepala sekolah sebagai tunjangan, dan kepada dari BOSDA lebih tinggi dibandingkan BOS Nasional. Rata-rata kelompok guru (KKG, MGMP) untuk kegiatan pengembangan pemerintah daerah menyediakan dana 75% lebih besar bagi profesi. Pada umumnya pemerintah daerah menggunakan SMP dibandingkan bagi SD, sedangkan dalam BOS nasional dana panduan BOS nasional sebagai dasar untuk penggunaan BOSDA. untuk SMP hanya 44% lebih tinggi dibandingkan dengan SD Misalnya, panduan BOSDA memuat 13 kategori pengeluaran pada tahun 2010/2011. yang diperbolehkan seperti pada program BOS. 2 Alokasi BOSDA dapat juga lebih meningkatkan prestasi dengan memperkenalkan insentif untuk kinerja sekolah yang membaik. Insentif jenis ini mempunyai potensi untuk memberikan sinyal kuat kepada sekolah mengenai pentingnya fokus pada partisipasi dan pembelajaran siswa. Ini selanjutnya akan mendorong sekolah untuk mengalokasikan sumber daya dan energi bagi perbaikan prestasi. • Program Pengembangan BOSDA Mengingat peran penting BOSDA saat ini serta potensi untuk mengembangkannya menjadi bantuan berdasarkan kinerja dan Foto: Amalia Falah keadilan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan bantuan Bank Dunia mengembangkan program uji coba untuk mendukung usaha pemerintah daerah dalam mengembangkan BOSDA. Focus Group Discussion Dinas Pendidikan Kab. Wonosobo, Jawa Tengah • Tujuan Program pengembangan BOSDA dimulai dengan uji coba di • Memperkuat BOSDA dua provinsi dan 12 kabupaten/kota. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mendukung pemerintah daerah dalam usaha Selain menyediakan dana operasional yang sangat berguna mengurangi ketidaksetaraan keuangan dan meningkatkan untuk sekolah, program BOSDA berpotensi untuk berperan lebih efisiensi dan efektivitas biaya pendidikan. Uji coba berfokus besar dalam mengatasi ketidaksetaraan. Meskipun pemerintah pada alokasi BOSDA dan bertujuan untuk : daerah mempunyai kewenangan untuk menggunakan dana • memperbaiki kriteria alokasi BOSDA saat ini untuk BOSDA secara lebih terfokus, kriteria alokasi yang ada saat ini menangani ketidaksetaraan keuangan antar sekolah cenderung mendorong ketidaksetaraan. Misalnya, BOSDA saat • menciptakan insentif untuk kinerja sekolah yang ini memberikan lebih banyak dana kepada sekolah di perkotaan lebih baik dan mendorong manajemen berbasis yang mempunyai sarana yang lebih baik dibandingkan kepada sekolah yang lebih efektif, transparan dan partisipatif sekolah kecil di pedesaan dan kekurangan sarana. dengan melibatkan semua pemangku kepentingan pendidikan. Mengalokasikan BOSDA dengan menggunakan rumusan formula per siswa saja tidak mampu mengatasi perbedaan biaya Melalui pengalaman bekerja sama dengan pemerintah daerah, operasional yang dihadapi sekolah, yang disebabkan oleh jumlah uji coba ini juga bertujuan untuk mengembangkan seperangkat siswa yang harus dilayani dan lokasi sekolah. Sekolah di daerah panduan BOSDA tingkat nasional yang : terpencil yang melayani keluarga miskin kemungkinan besar • mendorong kebebasan pemerintah daerah untuk memerlukan sumber daya tambahan (misalnya memerlukan merancang formula alokasinya sendiri yang layak lebih banyak waktu mengajar dan pembinaan tambahan) agar untuk diterapkan, memperbolehkan keberagaman, dapat memberikan tingkat pendidikan yang sepadan dengan dan mendorong keadilan yang lebih besar. sekolah di lokasi yang lebih sejahtera. Harga kebutuhan sekolah juga dapat berbeda secara signifikan antara daerah yang mudah dan daerah yang sulit terjangkau, berkaitan dengan biaya transportasi. Dengan jumlah dana BOSDA yang sama, jumlah buku teks dan kebutuhan lainnya yang dapat dibeli oleh sebuah sekolah di daerah terpencil di Papua lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah di ibukota provinsi, Jayapura. Beberapa jenis biaya operasional sekolah tidak bergantung pada jumlah siswa. Hal ini akan semakin merugikan sekolah-sekolah kecil. Misalnya, penggunaan listrik tidak bergantung kepada jumlah siswa, tetapi pada ukuran fisik sekolah dan jumlah ruang kelas. Formula per siswa akan memberikan alokasi lebih besar kepada sekolah besar dengan jumlah siswa yang lebih besar, walaupun kedua sekolah tersebut mempunyai jumlah ruang kelas dan penggunaan listrik yang sama. Menjamin bahwa sekolah-sekolah kecil mempunyai sumber daya yang cukup Foto: Agus untuk mengatasi biaya tetap merupakan masalah yang penting - hampir separuh dari semua SD di Indonesia mempunyai siswa kurang dari 150 orang. BOSDA membantu sekolah-sekolah di Yogyakarta untuk pembiayaan infrastruktur seperti listrik, air dan pemeliharaan bangunan sekolah 3 • mendorong pemerintah daerah untuk memberikan alokasi dasar, alokasi untuk menangani ketidaksetaraan sekolah, lebih banyak keleluasaan bagi setiap sekolah untuk dan komponen yang memberikan sumber daya tambahan mengajukan, membiayai, dan mengelola kegiatan bagi sekolah yang menunjukkan kinerja memuaskan di tahun sesuai dengan konteks dan kebutuhan khusus dan sebelumnya (lihat Gambar 4). hasil yang diinginkan bagi para siswa. Kriteria khusus dan pembobotan yang diberikan pada masing- Melalui kegiatan ini diharapkan banyak pemerintah daerah yang masing komponen ini bergantung pada karakteristik pendidikan belum mempunyai BOSDA akan mulai melaksanakan program di wilayah tersebut, serta fokus dana BOSDA yang diinginkan sejenis. Jika sudah, diharapkan akan mendorong pemerintah oleh para pemangku kepentingan pendidikan. Dalam beberapa daerah untuk menaikkan alokasi BOSDA yang sudah ada. hal, fokus dan pembobotan dalam formula diberikan dengan pertimbangan keadilan, sedangkan dalam hal lain penekanan Provinsi dan kabupaten/kota uji coba menyusun BOSDA lebih besar diberikan pada kriteria berdasarkan kinerja. berdasarkan formula dengan tiga komponen utama, yaitu: Gambar 4: Komponen formula BOSDA bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan kinerja Tiga komponen formula dan contoh indikator yang digunakan untuk alokasi BOSDA dalam wilayah uji coba Alokasi • Alokasi yang sama untuk setiap tingkat sekolah Dasar • Alokasi dasar per-siswa • Keterpencilan sekolah - sekolah terpencil menerima sumber daya tambahan • Keadaan infrastruktur sekolah - sekolah dengan infrastruktur buruk menerima Keadilan sumber daya tambahan • Sekolah kecil - sekolah dengan siswa yang jumlahnya sedikit menerima sumber daya tambahan untuk menutupi pengeluaran tetap • Hasil Pembelajaran - sekolah dengan nilai ujian nasional (UN) yang lebih baik Insentif menerima alokasi yang lebih besar untuk • Kemajuan Siswa - sekolah yang berkurang jumlah siswa mengulangnya menerima alokasi yang lebih besar Kinerja • Akreditasi - sekolah yang mencapai tingkat akreditasi yang lebih tinggi menerima sumber daya tambahan Di daerah uji coba, proses pengembangan BOSDA berbasis formula meliputi beberapa langkah: • pengenalan konsep formula kepada para pemangku kepentingan pendidikan daerah, identifikasi variabel potensial yang harus dimasukkan, dan pengumpulan data untuk menyusun model perubahan yang diusulkan • kesepakatan mengenai formula BOSDA yang baru dengan menganalisis dampak alokasi yang berbeda untuk sekolah • persiapan pelaksanaan dengan menentukan prosedur keuangan yang tepat, dan menyiapkan panduan yang diperlukan bagi BOSDA yang baru termasuk kebijakan tentang bagaimana dana bisa dimanfaatkan pada tingkat sekolah • kesepakatan jadwal waktu pelaksanaan dan pengalokasian Foto : Agus dana bagi sekolah berdasarkan formula yang baru • pemantauan dan evaluasi pelaksanaan formula baru dan revisi pelaksanaan bila diperlukan BOSDA membantu pengadaan materi pendukung pembelajaran kreatif di SMP Kab. Purworejo 4 • Hasil Gambar 6: Kabupaten uji coba telah mengenalkan insentif yang dirancang untuk meningkatkan Analisis mengenai alokasi sebelum dan sesudah formula baru kinerja sekolah diterapkan menunjukkan bahwa sumber daya dialokasikan dengan cara yang lebih adil. Pada tahun 2011, dua kabupaten Alokasi untuk beberapa SMP di Kaimana sebelum dan sesudah perubahan uji coba (Kaimana, Papua Barat, dan Aceh Besar, Nanggroe Aceh formula pendanaan BOSDA Darussalam) mengalokasikan BOSDA dengan menggunakan formula baru untuk pertama kalinya. Di kedua kabupaten tersebut, formula baru mencakup komponen yang memberikan sumber daya tambahan bagi sekolah terpencil dan kecil. Misalnya, di Kaimana, formula yang sudah diperbaiki memberikan tambahan Rp 25 juta untuk SMP yang paling terpencil. Sekolah kecil dan terpencil mempunyai biaya operasional per siswa yang lebih tinggi karena semakin tingginya harga bahan pendidikan di lokasi terpencil. Sekolah tersebut juga memerlukan alokasi per siswa yang lebih besar untuk menutup biaya operasional tetap (misalnya listrik) yang bisa sama untuk sekolah yang lebih besar dan tidak terpencil. Di Kaimana, formula baru telah menghasilkan pergeseran sumber daya dari sekolah yang lebih besar di kota ke sekolah yang lebih kecil dan lebih terpencil (lihat Gambar 5). Kabupaten uji coba juga telah mengenalkan insentif Catatan: Total anggaran untuk BOSDA turun antara tahun 2010 dan tahun 2011. Untuk menghitung alokasi yang ditunjukkan pada Gambar 6 anggaran untuk tahun 2011 berdasarkan kinerja pada formula alokasi BOSDA. Kaimana, dijadikan sama seperti pada tahun 2010. Gambar menunjukkan apa yang akan terjadi misalnya, menggunakan perubahan tahunan skor UN terhadap alokasi apabila pada tahun 2011 anggaran dipertahankan sama seperti tahun sebagai indikator kinerja. Sumber daya tambahan disediakan 2010. tergantung pada perbaikan hasil ujian setiap tahun. Fokus pada terjadinya perubahan dan bukan pada tingkat kinerja absolut Program uji coba telah menghasilkan alokasi sumber daya memungkinkan kemajuan di sekolah dengan hasil ujian yang BOSDA yang lebih adil. Meskipun masih terlalu dini untuk keseluruhan rendah diperlakukan sama dengan sekolah yang mengukur dampak perubahan ini pada partisipasi pendidikan mempunyai hasil bagus. Di Kaimana, sekolah-sekolah yang dan pembelajaran, umpan balik dari kabupaten/kota yang menunjukkan perbaikan yang setara dengan kenaikan satu (dari melaksanakan uji coba terlihat positif dan sebanyak 20 10) pada skor UN mereka akan menerima tambahan 30 juta pemerintah daerah mengajukan permohonan untuk bergabung rupiah. Untuk sekolah yang menunjukkan perbaikan yang tidak dengan inisiatif ini pada tahun 2012. Kegiatan pemantauan dan terlalu bagus pada skor UN mereka, sumber daya tambahan yang evaluasi di masa depan akan memberikan gambaran yang lebih diberikan lebih rendah tetapi masih menunjukkan kenaikan yang menyeluruh tentang dampak program uji coba ini. signifikan untuk anggaran sekolah (Gambar 6). Gambar 5: Perubahan formula pendanaan BOSDA sudah memperbaiki alokasi untuk sekolah-sekolah kecil dan terpencil Alokasi untuk beberapa SMP di Kaimana sebelum dan sesudah perubahan formula pendanaan BOSDA Catatan: Total angga- ran untuk BOSDA turun antara tahun 2010 dan tahun 2011. Untuk menghitung alokasi yang ditunjukkan pada Gambar 5 anggaran un- tuk tahun 2011 dijadi- kan sama seperti pada tahun 2010. Gambar menunjukkan apa yang akan terjadi terhadap alokasi apabila pada tahun 2011 anggaran dipertahankan sama seperti tahun 2010. 5 • Observasi dan Pelajaran yang Diperoleh Bukti sampai saat ini menunjukkan bahwa BOSDA merupakan cara yang layak, efisien dan efektif dalam penyediaan dana untuk sekolah dalam meningkatkan akses dan kualitas. Program BOS nasional memberikan dana yang sangat berarti untuk mengatasi biaya operasional sekolah. Untuk beberapa sekolah, yang terletak di daerah pedesaan dan terpencil, BOS merupakan sumber utama – kadang kala satu-satunya – untuk membiayai Foto: Agus operasional sekolah. Meskipun BOS sudah memainkan peran utama, ketidaksetaraan di dalam pembiayaan pendidikan tetap terjadi. Program BOSDA merupakan sebuah usaha untuk Di Kabupaten Sleman, BOSDA memberikan dana untuk penyediaan menangani ketidaksetaraan dan membawa Indonesia semakin materi bacaan pelengkap. jauh melalui jalur ini untuk sampai pada wajib belajar pendidikan • Indikator yang digunakan sebagai bagian dari formula dasar yang menyeluruh baik dalam akses maupun kualitas. ini harus mudah diukur, merupakan bagian dari pekerjaan pengumpulan data rutin, dapat dipercaya, Hubungan positif antara program BOSDA dan hasil dan dapat segera diperoleh pada saat akan digunakan pembelajaran menunjukkan bahwa pemerintah daerah harus dalam proses penyusunan anggaran. didorong untuk memasukkan dan mengalokasikan lebih banyak sumber daya melalui program BOSDA. Kementerian • Sejauh mungkin, indikator yang rentan terhadap Pendidikan dan Kebudayaan dapat mendorong gerakan ini manipulasi tidak dipilih menjadi bagian dari dengan memperkenalkan pemberian dana berdasarkan kinerja formula. Kalau tidak terhindarkan, upaya-upaya atau skema hibah sepadan (matching grant) yang memberikan untuk memverifikasi informasi tingkat sekolah harus insentif kepada pemerintah daerah untuk memperkenalkan digabungkan dalam kegiatan pemantauan dan dan meningkatkan pembiayaan program BOSDA. Pengenalan evaluasi. pemberian dana semacam ini perlu dibangun berdasarkan • Memilih indikator dan target yang dapat dipengaruhi program yang berfokus pada keadilan, yang saat ini dilaksanakan oleh sekolah dan dicapainya sendiri merupakan faktor dari pusat. penting. Sekolah mungkin dapat mempengaruhi perkembangan siswa, namun sekolah mungkin tidak Dengan meningkatkan sumber daya, sekolah memiliki dapat mempengaruhi transisi siswa antar tingkat kontrol terhadap berbagai bidang pendidikan, bahkan pendidikan. memiliki dorongan yang lebih besar untuk melakukan upaya- upaya memperkuat manajemen berbasis sekolah. Panduan Memperkenalkan mekanisme alokasi berbasis formula yang lebih BOSDA harus memanfaatkan proses manajemen yang ada efektif untuk penyaluran dana operasional sekolah merupakan dan memberikan peran utama bagi komite sekolah dalam sebuah langkah awal yang penting untuk memperbaiki membantu pengembangan sekolah dan meningkatkan keadilan dan efisiensi sistem pendidikan. Meskipun demikian, akuntabilitas. Keterlibatan orang tua dan masyarakat setempat, perlu diketahui bahwa dana operasional pendidikan hanya melalui komite sekolah, berpotensi menjamin bahwa BOSDA merupakan bagian kecil dari keseluruhan biaya pendidikan. Agar digunakan dengan benar dan mempunyai dampak besar pada pengeluaran pendidikan dapat diperbaiki lebih lanjut, pelajaran pengembangan sekolah. yang bisa dipetik dari uji coba ini adalah bahwa perpaduan alokasi untuk keadilan dan kinerja sekolah harus diterapkan Memperoleh kriteria yang ‘benar’ dalam formula alokasi BOSDA secara lebih luas. Keberhasilan proses ini dapat mendekatkan merupakan sebuah tantangan dan mungkin beragam di Indonesia pada peningkatan kualitas pendidikan untuk semua berbagai daerah. Meskipun demikian, pengalamam dari uji coba siswa dan mengurangi kesenjangan dalam akses dan prestasi menghasilkan beberapa prinsip umum yang dapat menjadi di semua sekolah dan kabupaten/kota, antara anak perempuan panduan yang berguna: dan laki-laki, kaya dan miskin, daerah perkotaan dan pedesaan, • Untuk menjamin bahwa alokasi BOSDA transparan dan mereka yang ‘lengkap’ dan yang ‘berkebutuhan khusus’, dan mudah diverifikasi, formula alokasi anggaran dan di antara keragaman yang besar antar kelompok etnis dan harus mudah dimengerti. bahasa di negeri ini. Dicetak pada kertas daur ulang Pemerintah Kerajaan Belanda dan Komisi Eropa telah memberikan hibah Basic Education Capacity Trust Fund (BEC-TF) dengan tujuan untuk membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan pelaksanaan pendidikan dasar yang terdesentralisasi. Dalam kaitan dengan pengelolaan yang dilakukan Bank Dunia, BEC-TF juga membantu usaha analisis dan dialog tematis dalam bidang pendidikan antara Pemerintah dan para mitra pembangunan di tingkat nasional. Pada tingkat pemerintahan daerah, BEC-TF membantu pembangunan kapasitas dan memperkuat sistem untuk perencanaan, anggaran, pengelolaan keuangan dan informasi dalam sektor pendidikan. Temuan, interpretasi dan kesimpulan yang terdapat dalam naskah ini tidak secara otomatis mencerminkan pandangan pemerintah Indonesia, pemerintah Kerajaan Belanda atau Komisi Eropa Sektor Pembangunan Manusia, Kantor Bank Dunia Jakarta Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 2, Lt. 12, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 | Telepon: (021) 5299 3000, | Faks: (021) 5299 3111 http://www.worldbank.org/id/education