Kewirausahaan yang Berkeadilan: PEREMPUAN DALAM BISNIS DI ASIA TENGGARA Ucapan Terima Kasih Laporan ini diterbitkan oleh Laboratorium Inovasi Gender Asia Timur dan Pasifik (EAPGIL) Bank Dunia. Tim penyusun laporan ini dipimpin oleh Hillary C. Johnson dan Elizaveta Perova, dan beranggotakan Ervin Dervisevic, Jhon Jair Gonzalez Pulgarin, Forest Jarvis, Yulia Krylova, Sundas Liaqat, Akaravuit Pancharoen, Alexander Spevack, José Daniel Trujillo, dan Yue Wu. Tim menerima arahan dari Andrew Mason, Aaditya Mattoo, dan Sudhir Shetty. Masukan-masukan pada kotak mengenai dampak COVID-19 diberikan oleh Leonardo Iacovone, Jesica Torres Coronado, dan Trang Thu Tran. Tim mengucapkan terima kasih atas komentar dan nasihat dari para peninjau sejawat yang terdiri dari Francisco Campos, Smita Kuriakose, Amy Lunistra, David McKenzie, dan Anna O’Donnell. Tim juga berterima kasih kepada Keiko Inoue, Jonathan Lain, dan Ririn Purnamasari yang telah memberikan komentar-komentar dan saran-saran yang berguna. Tim mendapatkan manfaat dari bimbingan dan dukungan yang diberikan oleh Manuela Ferro and Victoria Kwakwa, yaitu Wakil-Wakil Presiden Regional Asia Timur dan Pasifik. Laporan ini disunting oleh Jennifer McNally serta didesain dan ditata oleh Samantha DeMott-Anderson, Katie Fielding, Kendra McHugh, dan Ben Roberts dari Six Half Dozen. EAPGIL didukung oleh Umbrella Facility for Gender Equality (UFGE) yang bermitra dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia. UFGE telah menerima kontribusi yang sangat bermakna dari Australia, Kanada, Denmark, Finlandia, Jerman, Islandia, Irlandia, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris, Amerika Serikat, Bill and Melinda Gates Foundation, dan Wellspring Philanthropic Fund. Foto-foto yang digunakan dalam laporan ini berasal dari sumber-sumber sebagai berikut: Foto sampul dan foto pada halaman 13: © Kanawa_Studio / Getty Images. Digunakan dengan izin dari Kanawa_Studio / Getty Images. Diperlukan Izin lebih lanjut untuk digunakan kembali. Halaman Balik Sampul Depan dan foto-foto pada halaman 5, 14, 17, 24, 35: © World Bank. Diperlukan Izin lebih lanjut untuk digunakan kembali. Foto-foto pada halaman 5, 7, 9-10, 16, 24, 30, 41, 53, 55, 61, 63, 66, 97, 111, 122: © Pingann Oung / World Bank. Diperlukan Izin lebih lanjut untuk digunakan kembali.. Ringkasan Eksekutif Laporan ini mengkaji perbedaan gender dalam cenderung dimiliki oleh lebih dari satu pemilik kewirausahaan bagi usaha mikro, kecil dan atau menjadi bagian dari korporasi yang lebih menengah (UMKM) di Asia Tenggara, dengan besar. Setelah menyampaikan fakta-fakta cara menganalisis data dari lima negara di empiris mengenai kesenjangan gender dalam Asia Tenggara: Kamboja, Indonesia, Laos berwirausaha, laporan ini menggunakan berbagai (Lao PDR), Timor Leste dan Vietnam, serta teknik ekonometrik untuk lebih memahami mengkaji bukti-bukti dari seluruh kawasan faktor-faktor yang berkaitan dengan kesenjangan regional. Dengan menggunakan data hasil gender. Terakhir, laporan ini menyampaikan aksi survei rumah tangga dan perusahaan, laporan kebijakan dan melakukan tinjauan terhadap ini menyampaikan fakta-fakta empiris mengenai bukti-bukti global mengenai cara-cara terbaik kesenjangan gender dalam berpartisipasi di untuk menyelesaikan faktor-faktor penyebab kewirausahaan dan kinerja usaha pada dua kesenjangan gender. jenis usaha: usaha mikro dan usaha kecil dan menengah (UKM). Usaha mikro adalah usaha Pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa yang memiliki karyawan kurang dari 5 orang wirausaha perempuan masih tertinggal sedangkan UKM memiliki karyawan antara 5 dibandingkan dengan wirausaha laki-laki sampai 100 orang. Kajian ini berfokus pada menjadi sangat penting untuk mendorong UMKM karena jumlahnya mencapai 97 persen tercapainya dua tujuan utama pembangunan: dari seluruh usaha di negara-negara Kerjasama keadilan dan pertumbuhan. Ketimpangan Ekonomi Asia-Pasifik.1 Selain itu, gender pemilik peluang berbasis gender dapat menghalangi perusahaan bisa lebih berpengaruh terhadap perempuan untuk membuat pilihan pekerjaan hasil-hasil yang dicapai UMKM daripada yang sesuai dengan tujuan, minat dan perusahaan-perusahaan besar, yang lebih keterampilannya. Oleh karena itu, dengan 1 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Dengan memahami dan mengatasi kendala-kendala spesifik gender menghilangkan yang menghalangi perempuan untuk berwirausaha, kesamaan berbagai peluang dapat ditingkatkan. Dengan menghilangkan berbagai rintangan bagi perempuan untuk berwirausaha, potensi mereka rintangan bagi yang belum tergali untuk pembangunan ekonomi pun dapat perempuan untuk diwujudkan. Ketika ada perempuan yang tersisihkan untuk berwirausaha, berwirausaha maka talenta rata-rata wirausaha menjadi potensi mereka lebih rendah, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan per yang belum kapita yang diperkirakan mencapai tujuh persen di Asia Timur dan Pasifik.2 Berkurangnya rintangan bagi perempuan untuk tergali untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja dan membuat pilihan pembangunan pekerjaan juga telah terbukti dapat memberikan kontribusi yang ekonomi dapat besar kepada pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat.3 diwujudkan dan persamaan Laporan ini menemukan kesenjangan gender yang signifikan di Asia Tenggara yang berbeda-beda berdasarkan skala usaha. kesempatan dapat Kesenjangan gender berhubungan dengan lebih rendahnya ditingkatkan. tingkat kewirausahaan dan input lain pada usaha-usaha yang dipimpin perempuan akibat adanya norma-norma gender yang menghambat, ketidakadilan hukum dan kegagalan pasar. Sama seperti laki-laki, perempuan juga berpeluang menjalankan usaha mikro, tetapi ada kesenjangan gender pada kinerja usaha mikro. Kesenjangan tersebut berkaitan dengan lebih rendahnya tingkat input utama, termasuk tenaga kerja upahan, waktu kerja untuk diri sendiri, keterampilan dan modal. Perempuan lebih kecil kemungkinannya memiliki UKM daripada laki-laki, tetapi kesenjangan gender pada kinerja UKM secara statistik tidak signifikan di kebanyakan negara. Lebih rendahnya tingkat keterampilan, akses terhadap informasi dan modal yang dimiliki perempuan turut menjadi alasan kesenjangan gender dalam kepemilikan UKM, karena input-input tersebut berkaitan dengan memiliki sebuah UKM. Agenda kebijakan yang komprehensif dibutuhkan untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi wirausaha perempuan, dan kebijakan yang dibuat harus memenuhi kebutuhan beragam perempuan yang menjalankan usaha dengan ukuran yang berbeda-beda. 2 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Kesenjangan gender pada hasil kewirausahaan di Asia Tenggara bergantung pada ukuran perusahaan Perempuan lebih kecil kemungkinannya memiliki UKM daripada laki-laki; tetapi secara Meskipun perempuan menjalankan sekitar statistik tidak ada kesenjangan gender pada setengah dari jumlah usaha mikro, tingkat kinerja UKM di kebanyakan negara. Di semua laba dan penjualan yang dicapai usaha mikro negara, kecuali Timor-Leste, kurang dari perempuan lebih rendah daripada usaha mikro separuh jumlah UKM dimiliki oleh perempuan, laki-laki. Seperti yang diperlihatkan dalam dan kesenjangan kepemilikan UKM terbesar Gambar O.1, persentase usaha mikro yang terjadi di Indonesia dan Vietnam (Gambar O.1). dijalankan oleh perempuan berkisar antara 49 Perbedaan gender pada kinerja usaha UKM persen di Indonesia sampai 62 persen di Timor- yang signifikan secara statistik hanya terjadi di Leste. Meskipun demikian, ada kesenjangan Indonesia, dan perbedaan ini menjadi kurang gender pada kinerja usaha, dan kesenjangan atau tidak signifikan secara statistik ketika gender itu tetap sama atau menjadi lebih membandingkan laki-laki dan perempuan lebar ketika membandingkan laki-laki dan di sektor kegiatan yang sama (Gambar O2: perempuan yang beroperasi di sektor kegiatan Panel B). Sebaliknya, di Laos dan Timor-Leste, yang sama (Gambar O2: Panel A). Wirausaha kesenjangan gender pada kinerja usaha mikro perempuan mendapatkan laba atau justru lebih berpihak pada UKM yang dimiliki penjualan antara 11 persen sampai 41 persen perempuan ketika membandingkan laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan wirausaha dan perempuan dengan karakteristik individu mikro laki-laki di sektor kegiatan serupa. dan bisnis yang serupa. Gambar O.1 Kesenjangan gender dalam berpartisipasi terdapat pada UKM, tetapi bukan pada usaha mikro Persentase usaha mikro dan UKM yang dikelola atau dimiliki perempuan 70% 62% 60% 60% 54% 52% 53% 49% 50% 44% 40% 30% 23% 20% 20% 16% 10% 0% Kamboja Indonesia Laos Timor-Leste Vietnam % usaha mikro yang dikelola perempuan % UKM yang dimiliki oleh perempuan Garis putus merah menunjukkan paritas gender Sumber: Perhitungan penulis dengan menggunakan CSES, IFLS, LECS, TLSLS, VARHS untuk usaha mikro dan WBES untuk UKM 3 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Gambar O.2 Terdapat kesenjangan gender pada kinerja usaha mikro tetapi kurang ada bukti terjadinya kesenjangan kinerja pada UKM Panel A. Persentase perbedaan kinerja usaha antara pengusaha mikro laki-laki dan perempuan Kesenjangan gender mentah pada kinerja Kesenjangan setelah memperhitungkan kontrol sektor saja Kesenjangan setelah memperhitungkan semua kontrol 0% % pendapatan perempuan lebih rendah dari laki-laki -1.6% -5% -10% -9.9% -9.6% -11.4% -11.4% -12.2% -15% -20% -17.4% -20.1% -25% -24.3% -30% -27.8% -35% -34.2% -35.2% -35.1% -40% -40.4% -40.5% -45% Kamboja Indonesia Laos Timor-Leste Vietnam Signifikan di 1% Signifikan di 5% Tidak Signifikan secara statistik Panel B. Persentase perbedaan kinerja bisnis antara UKM laki-laki dan perempuan Kesenjangan gender mentah pada kinerja Kesenjangan setelah memperhitungkan kontrol sektor saja Kesenjangan setelah memperhitungkan semua kontrol 80% 68.5% % pendapatan perempuan lebih tinggi dari laki-laki 60% 40% 20.0% 20% 4.3% 0% % pendapatan perempuan lebih rendah dari laki-laki -1.8% -2.6% -20% -13.8% -19.7% -25.2%-27.0% -27.3% -28.0% -40% -37.5% -39.1% -41.6% -46.8% -60% Kamboja Indonesia Laos Timor - Leste Vietnam Signifikan di 1% Signifikan di 5% Tidak Signifikan secara statistik Sumber: Panel A: CSES, IFLS, LECS, TLSLS, VSMES ; Panel B : WBES untuk Kamboja, Indonesia, Laos, Timor-Leste, VSMES Catatan: Pada Panel A, kinerja usaha didefinisikan sebagai laba log (log profits) untuk Kamboja, Indonesia, Timor-Leste,dan Vietnam, dan penjualan log (log sales) untuk Laos. Pada Panel B,kinerja usaha didefinisikan sebagai penjualan log (log sales) untuk Kamboja, Indonesia, Laos dan Timur Leste dan sebagai laba log (log profits) untuk Vietnam. Lihat Model 1.1 dalam Lampiran B untuk perincian teknis dan daftar variabel kontrol yang diperhitungkan. 4 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Kesenjangan gender pada kewirausahaan berhubungan dengan lebih rendahnya tingkat input pada usaha-usaha yang dipimpin perempuan yang dibentuk oleh norma-norma gender, distorsi hukum dan kegagalan pasar. Perempuan di Asia Tenggara Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa usaha- tampaknya dapat membuka usaha yang dipimpin perempuan mempunyai wirausaha mikro sama mudahnya input-input kewirausahaan utama yang lebih dengan laki-laki tetapi mereka rendah, termasuk waktu dan keterampilan menghadapi rintangan gender wirausaha, tenaga kerja upahan dan modal. untuk memiliki UKM. Perempuan di Asia dan Pasifik menghabiskan waktunya 4 kali lebih banyak untuk pekerjaan Wirausaha mikro perempuan pengasuhan/perawatan yang tidak dibayar berkinerja lebih rendah (unpaid care work) daripada laki-laki,4 sehingga dibandingkan dengan wirausaha membatasi jumlah waktu yang tersedia mikro laki-laki, tetapi kesenjangan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pasar, gender pada kinerja usaha kurang seperti menjalankan suatu usaha. Meskipun menonjol pada UKM. kesenjangan gender pada partisipasi sekolah telah teratasi dan bahkan terjadi kebalikannya di beberapa negara dalam dua dekade terakhir, masih ada perbedaan gender dalam pendidikan terakhir dan kemampuan literasi (baca/tulis) 5 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif orang dewasa5 serta perbedaan akses perempuan mendapatkan input kewirausahaan terhadap pengetahuan spesifik bisnis.6 Usaha- yang lebih rendah daripada wirausaha mikro usaha yang dimiliki perempuan mempunyai laki-laki, dan tingkat input berkaitan dengan lebih sedikit pekerja dibandingkan dengan kesenjangan gender pada kinerja usaha usaha-usaha yang dimiliki laki-laki.7 Selain mikro. Membuka UKM membutuhkan tingkat itu, perempuan mempunyai akses yang tidak input yang lebih tinggi daripada membuka setara terhadap input, seperti lahan dan kredit.8 usaha mikro. Dengan demikian, tingkat input kewirausahaan perempuan yang lebih Sebagaimana diperlihatkan dalam kerangka rendah semakin mempersulit perempuan konsep yang disusun untuk laporan ini untuk membuka UKM daripada laki-laki, (Gambar O3), kesenjangan gender pada input sehingga berkontribusi terjadinya kesenjangan kewirausahaan menjadi alasan terjadinya gender pada kepemilikan UKM yang diamati. kesenjangan gender pada kepemilikan UKM Perempuan yang berhasil membuka UKM dan kinerja pada usaha mikro yang diamati. mempunyai karakteristik yang berbeda dan Hasil analisis yang baru untuk laporan ini akses yang lebih besar terhadap input daripada memperlihatkan bahwa wirausaha mikro perempuan yang tidak dapat membuka Gambar O.3 Kerangka untuk memahami kesenjangan gender pada hasil-hasil kewirausahaan 6 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif UKM, dan karakteristik dan akses tersebut di Uganda yang membawa anak-anak memungkinkan mereka mempunyai penjualan mereka yang masih kecil ke usaha ritel yang dan laba yang setara dengan UKM yang mereka jalankan kemungkinan besar akan dimiliki laki-laki. mengalami kekurangan stok dibandingkan dengan perempuan yang tidak harus secara Usaha-usaha yang dipimpin oleh perempuan bersamaan mengasuh anak-anak mereka. tidak mempunyai input-input kewirausahaan Sebuah kondisi yang mungkin disebabkan yang sama seperti laki-laki karena adanya kendala waktu dan mobilitas yang lebih norma-norma gender, kegagalan pasar dan besar.10 Kegagalan pasar adalah penyediaan distorsi hukum yang menghambat pilihan barang atau jasa yang tidak lengkap atau mereka dan memengaruhi preferensi tidak efisien akibat masalah-masalah seperti mereka sehubungan dengan bagaimana eksternalitas—yaitu, manfaat atau biaya yang mengalokasikan waktu dan sumber daya yang tidak khusus ditujukan kepada produsen atau tersedia. Norma-norma gender adalah aturan- konsumen tertentu—atau hambatan informasi. aturan tidak tertulis yang mendefinisikan Misalnya, salah satu alasan mengapa para tindakan-tindakan yang dapat diterima dan wirausaha kurang berinvestasi pada pelatihan patut bagi perempuan dan laki-laki dalam bisnis adalah karena kurangnya informasi suatu kelompok atau masyarakat.9 Norma- mengenai potensi hasil yang bisa dicapai dari norma gender, seperti yang menekankan pelatihan tersebut dan asimetri informasi peranan perempuan dalam tugas-tugas mengenai kualitas penyelenggara pelatihan.11 rumah tangga atau yang mewajibkan jenis- Jaringan wirausaha perempuan seringkali jenis pekerjaan yang patut bagi laki-laki dan lebih kecil dan kurang formal dibandingkan perempuan, menentukan pilihan dan preferensi dengan jaringan wirausaha laki-laki, sehingga perempuan untuk berwirausaha. Norma- dapat memperburuk masalah hambatan norma tersebut juga memengaruhi input informasi. Distorsi hukum adalah diskriminasi kewirausahaan apa saja yang tersedia bagi gender eksplisit maupun implisit dalam perempuan. Misalnya, wirausaha perempuan perundang-undangan atau kebijakan. Misalnya, 7 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif diskriminasi gender dalam undang-undang Beberapa faktor mendasar dapat menyebabkan properti membatasi kemampuan perempuan lebih rendahnya jumlah tenaga kerja upahan untuk mendapatkan permodalan.12 pada usaha perempuan. Stereotip negatif mengenai kemampuan perempuan sebagai pengelola dapat semakin mempersulit Wirausaha mikro perempuan perempuan untuk mempekerjakan dan memperoleh laba lebih rendah mempertahankan karyawan laki-laki13 dan daripada wirausaha mikro laki- dapat menurunkan rasa percaya diri mereka laki karena mereka mempunyai akan kemampuan sendiri untuk mengelola kepegawaian secara efektif. Hambatan tingkat input utama yang lebih informasi juga dapat menyebabkan rendah, termasuk tenaga kerja kesenjangan gender pada ukuran usaha. upahan, waktu kerja untuk diri Perempuan mungkin mempekerjakan lebih sendiri, keterampilan dan modal. sedikit pekerja jika informasi yang mereka miliki tidak sebanyak laki-laki mengenai Jumlah tenaga kerja upahan berkaitan dengan potensi hasil yang bisa mereka peroleh tingkat penjualan dan laba yang lebih tinggi, dari mempekerjakan pekerja tambahan,14 namun usaha mikro perempuan memiliki dan dengan ukuran dan komposisi jaringan lebih sedikit pekerja yang dibayar (paid yang mereka miliki, perempuan mungkin workers) daripada usaha mikro laki-laki dan akan lebih sulit mengidentifikasi calon lebih mengandalkan tenaga kerja yang tidak pekerja yang memenuhi syarat. Terakhir, dibayar (unpaid labor). Bukti dari Vietnam norma-norma gender yang menekankan memperlihatkan bahwa perempuan beroperasi peranan perempuan dalam pekerjaan rumah di bawah ukuran optimal perusahaan mereka. tangga dapat mendorong perempuan untuk Secara spesifik, usaha mikro perempuan mempertahankan skala usaha yang lebih di Vietnam memperoleh peningkatan hasil kecil agar bisa lebih baik dalam mengimbangi produksi atas tenaga kerja (returns to labor)— operasi bisnis mereka dengan tanggung jawab misalnya, dengan menambah jumlah pekerja rumah tangga.15 hingga dua kali lipat, nilai produksi mereka akan meningkat bahkan lebih dari dua kali Peranan perempuan yang lebih besar lipat. Di Indonesia dan Laos, jumlah pekerja dalam mengelola pekerjaan rumah tangga d perempuan yang tidak dibayar lebih besar dan pengasuhan membatasi jumlah waktu daripada usaha mikro laki-laki, sehingga yang dapat mereka berikan untuk usaha dapat memengaruhi pasokan tenaga kerja mereka, dan diri sendiri (own labor) sebagai perempuan yang berkualitas dan terpercaya. wirausaha sangat penting bagi kinerja bisnis Setelah memperhitungkan tingkat pekerja usaha mikro. Karena sebagian besar usaha dibayar dan tidak dibayar yang lebih rendah mikro – antara 74 persen di Laos sampai pada usaha mikro perempuan, kesenjangan 97 persen di Timor-Leste—tidak mempunyai gender pada kinerja usaha menyusut masing- pekerja yang dibayar, maka tenaga sendiri masing sebesar 19 persen, 10 persen, 21 sebagai wirausaha menjadi input yang persen dan 4 persen di Kamboja, Indonesia, sangat penting. Kemampuan perempuan Laos dan Timor-Leste. Sejalan dengan hal untuk menginvestasikan waktunya untuk tersebut, , ukuran angkatan kerja menjelaskan bisnis dibatasi oleh norma-norma gender kesenjangan gender pada tingkat laba sebesar yang menekankan peranan perempuan dalam 15 persen di Vietnam. pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan, 8 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif 34% Perempuan mungkin mendapat Di Laos, 34 persen wirausaha Pemilik usaha mikro kesulitan dalam mempekerjakan mikro perempuan diidentifikasi perempuan di Vietnam tenaga tambahan jika mereka terutama sebagai ibu rumah yang menerapkan teknologi kekurangan biaya yang mereka tangga selama sedikitnya satu baru kurang menghasilkan butuhkan atau jika stereotip bulan dalam setahun terakhir, peningkatan dalam usaha negatif mengenai kemampuan dan pendapatan mereka 18 mereka dibandingkan dengan perempuan sebagai pengelola persen lebih rendah daripada laki-laki, meskipun penggunaan semakin mempersulit perempuan mereka yang terutama bekerja teknologi yang inovatif untuk mempekerjakan dan sepanjang tahun. dapat memberikan banyak mempertahankan karyawan laki- keuntungan. laki. <50% Norma-norma sosial Wirausaha perempuan di Usaha mikro yang dimiliki gender dapat semakin Indonesia mempunyai modal laki-laki tampaknya relatif lebih mempersulit perempuan awal yang nilainya kurang dari terkendala pada modal fisik untuk mengembangkan dan setengah wirausaha laki-laki, sedangkan usaha mikro yang mendiversifikasi jaringan dan usaha mikro perempuan di dimiliki perempuan tampaknya mereka, tetapi jaringan Vietnam mempunyai aset fisik relatif lebih terkendala khususnya penting bagi kinerja 18 persen lebih rendah dan pada modal keuangan.* usaha perempuan di Vietnam. aset keuangan 39 persen lebih rendah daripada laki-laki.* *Modal atau aset fisik adalah gedung, mesin dan peralatan. Modal atau aset keuangan adalah uang kas/tunai atau piutang seperti uang yang dimiliki pelanggan. 9 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif serta kurangnya infrastruktur pendukung, wirausaha untuk memperoleh keterampilan seperti bantuan pengasuhan anak yang dasar membaca, menulis dan berhitung, berkualitas dengan harga terjangkau atau dan pendidikan sekolah formal secara nyata peralatan rumah tangga yang menghemat berkaitan dengan kinerja usaha.16 Wirausaha waktu. Wirausaha perempuan yang perempuan di Asia Tenggara mempunyai menghabiskan lebih sedikit waktu untuk jenjang pendidikan yang lebih rendah daripada mengumpulkan kayu bakar dan air dan laki-laki. Setelah memperhitungkan tingkat memiliki peralatan masak yang hemat pendidikan perempuan yang lebih rendah, waktu mendapatkan nilai penjualan dan kesenjangan gender pada kinerja usaha mikro laba yang lebih tinggi daripada mereka yang menyusut sebesar 39 persen di Kamboja, 11 menghabiskan lebih banyak waktu untuk persen di Indonesia, 43 persen di Laos dan 8 kegiatan-kegiatan tersebut dan tidak memiliki persen di Timor-Leste. Di Vietnam, wirausaha peralatan. Bahkan meskipun nilai penjualan perempuan juga kurang memiliki pengetahuan dan laba yang lebih tinggi memungkinkan tentang peraturan perundang-undangan yang perempuan berinvestasi pada infrastruktur berkaitan dengan bisnis dan lebih cenderung rumah tangga yang lebih baik, investasi tidak menerapkan praktik-praktik bisnis yang tersebut menyiratkan keinginan wirausaha inovatif, termasuk memperkenalkan kelompok- perempuan untuk mengurangi waktu mereka kelompok produk baru. Tingkat pengetahuan dalam melakukan pekerjaan rumah tangga/ bisnis perempuan yang lebih rendah ini domestik. sebagian menyebabkan kesenjangan gender pada laba usaha mikro di Vietnam. Kesenjangan gender pada pengetahuan Perempuan mungkin menghadapi tantangan berkaitan dengan kesenjangan gender pada untuk melakukan investasi pada pelatihan kinerja usaha mikro: kegagalan pasar dan guna mengatasi kesenjangan keterampilan norma-norma gender dapat mempersulit akibat minimnya program-program pelatihan wirausaha perempuan untuk bisa mengatasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sendiri kesenjangan pengetahuan tersebut. ketidaktahuan mereka mengenai potensi Pendidikan formal dapat mendukung yang dapat dihasilkan dari berinvestasi 10 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif pada program-program pengembangan Tanpa adanya kebijakan keterampilan. Selain itu, norma-norma gender pemulihan yang bersifat yang menekankan peranan perempuan dalam sensitif-gender, pandemi rumah tangga membatasi waktu yang dapat mereka investasikan untuk program-program COVID-19 mungkin akan pengembangan keterampilan. menyebabkan melebarnya kesenjangan gender pada Wirausaha mikro perempuan mempunyai hasil-hasil kewirausahaan. tingkat aset bisnis yang lebih rendah daripada wirausaha mikro laki-laki dan menghadapi tantangan yang berkaitan dengan gender Pandemi COVID-19 telah memperburuk untuk mendapatkan permodalan. Wirausaha kesulitan yang dihadapi para wirausaha perempuan di Indonesia mempunyai tingkat mikro perempuan. Usaha mikro di mana modal awal yang lebih rendah daripada para wirausaha perempuan terkonsentrasi, wirausaha laki-laki. Dibandingkan dengan mengalami penurunan pendapatan yang lebih usaha mikro laki-laki di Vietnam, usaha mikro besar akibat pandemi COVID-19 daripada perempuan mempunyai tingkat yang lebih usaha kecil, menengah atau besar. Selain itu, rendah pada modal fisik—yang mencakup penurunan pendapatan lebih besar dialami tanah, gedung, peralatan dan mesin—maupun wirausaha mikro perempuan daripada modal keuangan—yang mencakup uang wirausaha mikro laki-laki di Kamboja dan tunai dan piutang. Undang-undang properti Vietnam. Kesulitan-kesulitan itu mungkin yang diskriminatif bisa semakin mempersulit berkaitan dengan tiga disparitas gender yang perempuan untuk mendapatkan permodalan sudah ada sebelumnya. Pertama, sebelum karena undang-undang tersebut membatasi pandemi, perempuan menghabiskan waktunya akses perempuan terhadap aset yang dapat empat kali lebih lama untuk melakukan digunakan sebagai agunan.17 Bahkan meskipun pekerjaan pengasuhan yang tidak dibayar undang-undang menetapkan hak yang adil daripada laki-laki.19 Pandemi COVID-19 atas tanah atau melarang diskriminasi menyebabkan bertambahnya pekerjaan rumah gender dalam mendapatkan permodalan, tangga bagi banyak keluarga akibat penutupan norma-norma gender yang mengatur agar sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas laki-laki berperan dalam mengurus aset dapat penitipan anak, kebutuhan untuk merawat menimbulkan perbedaan gender terhadap apa anggota keluarga yang sakit, tambahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya.18 kegiatan membersihkandan bertambahnya Barangkali sebagai cerminan dari tantangan- kebutuhan makanan untuk dikonsumsi di tantangan ini, wirausaha mikro perempuan rumah. Meskipun laki-laki maupun perempuan lebih kecil kemungkinannya mendapatkan di Asia Timur dan Pasifik menghabiskan lebih pinjaman, menanamkan modalnya untuk banyak waktu untuk kegiatan perawatan bisnis atau memiliki lokasi usaha daripada dan rumah tangga,20 bukti-bukti global wirausaha mikro laki-laki di Asia Tenggara. menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan Meskipun demikian, ketiga faktor tersebut perempuan meningkat lebih banyak daripada hanya berkaitan secara nyata dengan kinerja laki-laki.21 Kedua, wirausaha perempuan usaha dari wirausaha perempuan, dan tidak terkonsentrasi di sektor-sektor yang terkena ada hubungan yang signifikan secara statistik dampak paling parah oleh pandemi. Misalnya, untuk wirausaha laki-laki. wirausaha mikro perempuan di Indonesia 11 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif terkonsentrasi di sektor perhotelan, restoran, perempuan mempunyai pendidikan yang dan manufaktur ringan yang merupakan lebih rendah dan akses yang lebih rendah ke sektor-sektor yang mengalami penurunan permodalan, sehingga membatasi mekanisme besar pada angka pertumbuhan tahun 2020. beradaptasi (coping mechanism) yang dapat Ketiga, sebelum pandemi, wirausaha mikro mereka terapkan. Kotak O.1 Meskipun terdapat kesetaraan gender dalam menjalankan usaha mikro, ada perbedaan gender pada faktor- faktor yang menentukan pilihan laki-laki dan perempuan untuk membuka usaha mikro. Peranan perempuan yang lebih besar dalam Di Asia Tenggara, laki-laki maupun perempuan pekerjaan rumah tangga, termasuk mengasuh dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi anak, dapat menghalangi maupun memotivasi lebih cenderung melakukan pekerjaan upahan perempuan untuk menjalankan usaha mikro. dan lebih kecil kemungkinannya berwirausaha. Misalnya, di Kamboja, perempuan usia kerja yang Akan tetapi, kekuatan dari hubungan antara memiliki anak kecil cenderung tidak berwirausaha pendidikan dan kewirausahaan berbeda bagi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki laki-laki dan perempuan, dan kecenderungan anak kecil. Namun, jika hanya perempuan dalam tersebut bervariasi di setiap negara. angkatan kerja yang dipertimbangkan, maka perempuan yang memiliki anak kecil cenderung Akses ke permodalan sangat penting bagi berwirausaha dibandingkan dengan perempuan wirausaha laki-laki maupun perempuan lain. Kedudukannya sebagai ibu dapat mengurangi untuk membuka usaha; namun kondisi kemungkinan perempuan berwirausaha tersebut tampaknya lebih menonjol bagi karena hal itu mengurangi kemungkinan perempuan di Asia Tenggara. Ada korelasi mereka berpartisipasi penuh dalam angkatan yang lebih kuat antara indikator-indikator akses kerja. Meskipun demikian, kewirausahaan ke permodalan dan kemungkinan menjadi menawarkan jam dan lokasi kerja yang lebih wirausaha mikro perempuan di kebanyakan fleksibel dibandingkan dengan pekerjaan negara di Asia Tenggara. Misalnya, perempuan upahan sehingga kewirausahaan menjadi opsi maupun laki-laki dalam rumah tangga yang yang menarik bagi ibu-ibu yang bekerja. telah menerima pinjaman lebih cenderung melakukan kewirausahaan daripada mereka Ketersediaan dan kondisi pekerjaan upahan yang belum menerima pinjaman; akan tetapi, menjadikan kewirausahaan sebagai pilihan keterkaitan ini lebih dari tiga kali lebih kuat bagi pasar tenaga kerja yang relatif lebih atau perempuan dibandingkan dengan laki-laki di kurang menarik, tetapi laki-laki dan perempuan Timor-Leste. Demikian pula, kepemilikan aset menghadapi kesempatan kerja upahan yang yang dapat digunakan sebagai agunan lebih berbeda. Laki-laki dan perempuan cenderung berkaitan erat dengan kemungkinan menjadi masuk ke dalam pekerjaan dan jalur pendidikan wirausaha bagi perempuan daripada laki-laki yang berbeda sehingga mendapatkan di Kamboja. Tabungan juga menjadi sumber kesempatan kerja upahan yang berbeda pula.22 modal awal yang penting bagi wirausaha, Norma-norma gender memengaruhi jenis dan perempuan di Indonesia lebih cenderung pekerjaan yang dianggap cocok bagi laki-laki dan mengandalkan tabungan untuk memulai perempuan, sehingga dapat memengaruhi akses usaha dibandingkan dengan laki-laki. relatif terhadap lapangan pekerjaan yang tersedia. 12 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Kesenjangan gender pada kepemilikan UKM Cara yang paling berhubungan dengan tingkat keterampilan, umum untuk akses informasi dan permodalan perempuan memiliki UKM yang lebih rendah. adalah dengan Pemilik UKM yang sukses di Asia Tenggara umumnya langsung membuka membuka UKM daripada mengembangkan usaha mikro mereka. UKM secara Lebih dari separuh UKM yang dimiliki laki-laki dan perempuan langsung, bukan mempunyai sedikitnya lima karyawan pada saat memulai mengembangkan usaha, dan banyak perusahaan yang digolongkan sebagai usaha mikro usaha mikro pada saat memulai usaha mempunyai sedikitnya tiga atau empat karyawan ketika mulai beroperasi. Meskipun menjadi UKM. pemilik UKM laki-laki maupun perempuan cenderung secara langsung membuka UKM, laki-laki lebih besar kemungkinannya mempunyai UKM. Hal ini menyiratkan bahwa perempuan menghadapi kendala dalam membuka UKM. Pemilik UKM mempunyai keterampilan, akses ke informasi dan akses ke permodalan yang lebih besar daripada wirausaha mikro. Pemilik UKM laki-laki maupun perempuan di Vietnam mempunyai pengetahuan yang lebih luas mengenai peraturan perundang-undangan dan menerapkan praktik-praktik bisnis yang lebih baik dan lebih formal daripada pemilik usaha mikro. Meskipun pemilik usaha yang lebih besar mungkin memperoleh keterampilan dan informasi spesifik bisnis karena adanya kebutuhan dalam operasi mereka yang lebih maju, keterampilan dasar juga berkaitan dengan kepemilikan UKM. 13 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Jaringan- Pemilik UKM di Vietnam—laki-laki maupun perempuan—lebih jaringan yang besar kemungkinannya telah menamatkan pendidikan sekolah ada menyediakan menengah atas atau perguruan tinggi daripada wirausaha mikro. Jaringan-jaringan yang ada menjadi sumber informasi informasi dan penting dan dukungan usaha,23 dan dibandingkan wirausaha dukungan yang mikro perempuan, pemilik UKM perempuan mempunyai jaringan penting bagi yang lebih luas dan lebih banyak laki-laki dalam jaringan mereka. pemilik UKM Pemilik UKM perempuan juga menerima lebih banyak dana perempuan; namun investasi dan lebih besar kemungkinannya telah mengajukan kredit formal serta telah melakukan pinjaman informal daripada norma-norma pemilik usaha mikro perempuan di Vietnam, yang menunjukkan gender membatasi pentingnya akses ke permodalan bagi pemilik UKM. kemampuan perempuan untuk Kesenjangan gender pada keterampilan, akses ke informasi berjejaring. dan akses ke permodalan semakin mempersulit perempuan daripada laki-laki untuk membuka UKM. Perempuan di Asia Tenggara mempunyai jenjang pendidikan dan kemampuan literasi (baca/tulis) yang lebih rendah daripada laki-laki24 serta akses yang lebih rendah ke pengetahuan spesifik bisnis.25 Norma-norma gender membatasi waktu yang dimiliki perempuan untuk membentuk jaringan dan membatasi jenis hubungan sosial dan kegiatan berjejaring di mana perempuan dapat terlibat.26 Selain itu, perempuan tidak mempunyai akses yang adil ke input permodalan, termasuk tanah dan kredit.27 Karena keterampilan, akses ke informasi dan akses ke permodalan berkaitan dengan kemungkinan memiliki UKM, bukan usaha mikro, maka tingkat input utama perempuan yang lebih rendah turut menyebabkan terjadinya kesenjangan gender pada kepemilikan UKM yang diamati. 14 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Kotak O.2 Meskipun kesenjangan gender pada kinerja UKM secara statistik tidak signifikan di kebanyakan negara, pemilik UKM perempuan menghadapi tantangan-tantangan tersendiri. Wirausaha perempuan menganggap dan komposisi jaringan perempuan. Meskipun kendala-kendala yang dihadapinya berbeda demikian, pemilik UKM perempuan di Vietnam dengan wirausaha laki-laki dan lebih besar melaporkan menerima bantuan dari kontak kemungkinannya menghadapi tantangan- dalam jaringan mereka lebih sering daripada tantangan regulasi atau transportasi. Regulasi pemilik UKM laki-laki. Selaras dengan temuan ini, beacukai dan perdagangan adalah salah satu ukuran jaringan perempuan lebih erat kaitannya dari tiga masalah utama yang disebutkan bagi dengan laba UKM perempuan daripada laki-laki. UKM yang dimiliki perempuan di Indonesia dan Laos; tetapi regulasi tersebut lebih jarang Meskipun UKM yang dimiliki laki-laki maupun disebutkan bagi UKM yang dimiliki laki-laki. perempuan tidak terintegrasi sepenuhnya dengan Demikian pula, UKM yang dimiliki perempuan sistem keuangan formal, UKM yang dimiliki di Vietnam lebih sering menyebutkan perempuan menghadapi kendala yang lebih besar transportasi sebagai tantangan bisnis utama dalam kepemilikan tanah dan aset-aset keuangan mereka daripada UKM yang dimiliki laki-laki. daripada UKM yang dimiliki laki-laki. Persentase Perbedaan-perbedaan tersebut tidak berubah UKM yang dimiliki perempuan dengan rekening bahkan setelah memperhitungkan fakta bahwa giro atau tabungan berkisar antara 38 persen di laki-laki dan perempuan sering beroperasi di Kamboja sampai 87 persen di Timor-Leste, dan sektor-sektor kegiatan yang berbeda. Norma- persentase yang mendapatkan fasilitas cerukan norma gender dapat membentuk pengalaman (overdraft) berkisar antara 2 persen di Laos sampai pemilik UKM perempuan ketika berinteraksi 30 persen di Timor-Leste. Di semua negara yang dengan regulator atau sektor transportasi. diteliti, kurang dari seperempat UKM yang dimiliki perempuan mendapatkan fasilitas kredit atau Jaringan perempuan tidak seformal jaringan pinjaman dari lembaga keuangan formal. Di Laos laki-laki, namun pemilik UKM perempuan dan Vietnam, persentase UKM perempuan dengan lebih mengandalkan jaringan mereka untuk fasilitas kredit atau pinjaman masing-masing mendapatkan dukungan. Pemilik UKM perempuan mencapai 28 dan 20 poin persentase, lebih rendah lebih cenderung tidak bergabung dengan asosiasi daripada persentase UKM laki-laki dengan fasilitas bisnis atau membayar iuran keanggotaan asosiasi kredit atau pinjaman. Di Vietnam, jika dibandingkan bisnis dibandingkan dengan pemilik UKM laki-laki, dengan UKM yang dimiliki laki-laki, UKM yang sehingga hal ini menunjukkan bahwa jaringan dimiliki perempuan mempunyai hasil marginal perempuan tidak seformal jaringan laki-laki. (marginal returns) yang lebih besar atas tanah dan Norma-norma gender mengenai hubungan sosial modal keuangan, termasuk aset likuid dan kas, yang patut dan kendala waktu sehubungan dengan yang menandakan bahwa UKM perempuan relatif peranan perempuan yang lebih besar dalam lebih terbatas pada faktor-faktor produksi tersebut. pekerjaan rumah tangga dapat memengaruhi jenis Namun, di semua negara yang diteliti, Persentase UKM yang dimiliki 38% kurang dari sepertiga perempuan di Kamboja UKM yang dimiliki perempuan dengan rekening sampai mendapatkan fasilitas overdraft, giro atau dan tabungan 87% berkisar antara 38% di Timor-Leste kurang dari di Kamboja sampai seperempatnya 87% di Timor-Leste menerima fasilitas kredit atau pinjaman dari lembaga keuangan. 15 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Tabel O.1 Ringkasan mengenai rintangan terhadap kinerja usaha mikro perempuan dan partisipasi dalam UKM KESENJANGAN KESENJANGAN JENIS GENDER PADA GENDER PADA RINTANGAN INTERVENSI YANG KINERJA USAHA PARTISIPASI DITUNJUKKAN MIKRO DALAM UKM KESENJANGAN KETERAMPILAN, PENGETAHUAN DAN INFORMASI   Penguatan keterampilan TINGKAT MODAL LEBIH RENDAH DARIPADA LAKI-LAKI   Perbaikan akses ke permodalan TINGKAT TENAGA KERJA UPAHAN RENDAH DAN, DALAM BEBERAPA  ? Dukungan perekrutan dan pengelolaan pekerja KASUS, SUBOPTIMAL Pengentasan kendala KENDALA WAKTU AKIBAT PEKERJAAN RUMAH TANGGA  ? waktu akibat pekerjaan rumah tangga Catatan: Tanda ceklis menunjukkan bukti bahwa rintangan berkaitan dengan kesenjangan gender pada kewirausahaan yang diamati. Tanda tanya menunjukkan bahwa data tidak memungkinkan dilakukannya pengujian terhadap hubungan antara rintangan dan kesenjangan gender yang diamati. 16 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Agenda kebijakan yang komprehensif Kebijakan UMKM dibutuhkan untuk menyelesaikan yang terinformasi- berbagai kendala yang dihadapi gender perempuan dan beragam kebutuhan berkontribusi bagi wirausaha perempuan yang beroperasi pembangunan pada berbagai skala. yang inklusif dan adil, serta Laporan ini menyampaikan kebijakan-kebijakan UMKM memaksimalkan yang telah disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik perempuan dan yang dirancang untuk menjangkau usaha efektivitas sumber mikro maupun UKM. Tingkat akses perempuan ke input- daya yang terbatas. input kewirausahaan lebih rendah daripada laki-laki, yang memengaruhi kemampuan perempuan untuk melakukan dan bersaing dalam kewirausahaan. Perbedaan gender pada input-input tersebut berkaitan dengan lebih rendahnya kinerja usaha mikro perempuan dibandingkan dengan usaha mikro laki-laki, dan lebih rendahnya representasi perempuan dalam kepemilikan UKM. Tantangan-tantangan yang dihadapi pemilik usaha mikro dan UKM perempuan dibandingkan dengan laki-laki ini berbeda-beda. Kebijakan-kebijakan UMKM yang mengintegrasikan gender dapat mendorong tercapainya tujuan keadilan dan pembangunan maupun memaksimalkan efisiensi investasi publik dengan memastikan bahwa tidak ada individu maupun bisnis yang tersisihkan karena alasan gender. Dua jenis kebijakan sepatutnya diterapkan secara paralel: kebijakan yang langsung mengatasi kesenjangan input dan kebijakan yang memengaruhi penyebab dasar kesenjangan gender. Sebagaimana diuraikan dalam kerangka konsep, kesenjangan gender pada input kewirausahaan—yang mencakup tenaga kerja upahan, waktu kerja untuk diri sendiri, keterampilan dan modal—berkaitan dengan kesenjangan gender pada 17 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif hasil-hasil kewirausahaan, yang mencakup mengembalikan pinjaman dan gairah wirausaha partisipasi dalam kewirausahaan dan kinerja perempuan untuk bisnis mereka. usaha. Norma-norma gender, kegagalan pasar dan distorsi hukum adalah faktor-faktor Laporan ini meninjau bukti-bukti global mendasar yang membatasi akses perempuan mengenai empat jenis kebijakan yang ke input dan memengaruhi preferensi mereka dapat mendukung wirausaha perempuan mengenai cara mengalokasikan sumber daya di Asia Tenggara: intervensi keterampilan, yang terbatas. Karena proses penyelesaian meningkatkan akses permodalan, mendukung penyebab mendasar tersebut berjalan lambat, perekrutan dan pengelolaan pekerja, dan kebijakan yang dapat mengatasi kesenjangan mengatasi kendala waktu yang berkaitan gender pada input dalam jangka pendek dapat dengan pekerjaan rumah tangga. Banyak dari membantu. Dalam beberapa kasus, kebijakan kebijakan-kebijakan ini, seperti mendukung yang langsung mengatasi kesenjangan gender pengembangan keterampilan, meningkatkan pada input saat ini juga dapat membantu akses ke pembiayaan, dan memfasilitasi mengubah penyebab utama kesenjangan perekrutan dan pengelolaan pekerja, juga gender untuk menciptakan siklus yang baik. dapat mendukung wirausaha laki-laki. Selain Misalnya, program-program untuk memfasilitasi itu, jenis-jenis kebijakan lainnya seperti akses wirausaha perempuan ke pinjaman perbaikan lingkungan usaha, dapat mendukung bank langsung meningkatkan level input wirausaha laki-laki maupun perempuan. penerima bantuan dan pada saat yang sama Laporan ini berfokus pada kebijakan-kebijakan memungkinkan lebih banyak pegawai bank yang berpotensi mengatasi kesenjangan berinteraksi dengan wirausaha perempuan. gender yang diidentifikasi dalam laporan Interaksi semacam ini dapat mengurangi ini. Tabel O.2 meringkas bukti-bukti global pengaruh negatif dari norma-norma gender dan mengenai intervensi spesifik untuk masing- mengubah persepsi pegawai bank mengenai masing dari keempat jenis kebijakan tersebut. kapasitas manajerial, kemampuan untuk 4 cara untuk mendukung wirausaha perempuan di Asia Tenggara: 1 Mendorong pengembangan keterampilan 2 Meningkatkan akses ke permodalan 3 Dukungan untuk mempekerjakan dan mengelola pekerja 4 Mengurangi waktu yang digunakan perempuan untuk pekerjaan rumah tangga Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Tabel O.2 Ringkasan efektivitas berbagai opsi kebijakan berdasarkan bukti-bukti global yang ada RELEVANSI JENIS URAIAN RINGKASAN BUKTI EFEKTIVITAS INTERVENSI INTERVENSI MIKRO UKM Program pelatihan bisnis standar dapat mempunyai dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Program Akan tetapi, pendekatan-pendekatan pelatihan pelatihan bisnis       alternatif yang menggunakan heuristika, konten standar yang disesuaikan secara tepat, atau prinsip-prinsip psikologi secara rata-rata terbukti lebih efektif. Pelatihan bisnis yang menggunakan aturan Program dasar, konten yang disesuaikan secara tepat pelatihan bisnis atau berdasarkan psikologi, lebih efektif daripada       alternatif pelatihan bisnis standar dalam meningkatkan PENGUATAN kinerja usaha. KETERAMPILAN Konsultasi bisnis dapat menghasilkan dampak Bimbingan positif berkelanjutan terhadap kinerja UKM. Mikro pribadi dari Bukti-bukti agak bervariasi untuk usaha mikro konsultan bisnis     dan mungkin lebih efektif untuk yang lebih atau mentor berpengalaman dan berpendidikan formal, atau terlatih untuk usaha yang sedikit lebih besar. UKM Pembelajaran Intervensi pembelajaran sosial telah meningkatkan sejawat dan kinerja bisnis UKM maupun usaha mikro, dan dapat       pembentukan menjadi solusi yang hemat biaya. jaringan Keuangan mikro dapat menghasilkan perubahan kecil yang positif tetapi tidak mungkin memberikan Keuangan mikro       dampak transformatif kepada wirausaha perempuan. Meskipun bukti yang kuat tidak banyak, pengujian Mengatasi psikometrik, pinjaman arus kas dan jaminan       kendala agunan kredit berpotensi dapat mendukung wirausaha perempuan. Meskipun program-program ini dapat membantu Pinjaman perusahaan-perusahaan yang terkendala bersubsidi, kredit untuk mendapatkan kredit, desain dan     pinjaman yang implementasinya sangat penting untuk memastikan MEMPERBAIKI diarahkan agar program-program tersebut tepat sasaran dan AKSES KE menghindari distorsi pasar. PERMODALAN Hibah tunai secara umum belum berhasil dalam meningkatkan kinerja usaha mikro perempuan, Tunai seringkali disebabkan oleh permasalahan Hibah tanpa penyimpangan dana dari bisnis/usaha mereka.     syarat Hibah non-tunai mungkin lebih berpotensi mendukung usaha mikro perempuan, namun lebih banyak bukti dibutuhkan. Non-tunai Kompetisi perencanaan bisnis yang memberikan hadiah tunai terbukti telah meningkatkan Kompetisi pertumbuhan kewirausahaan yang tinggi bagi laki- perencanaan       laki maupun perempuan; Namun, desain kompetisi bisnis hendaknya mencakup penargetan spesifik terhadap perempuan, seperti kompetisi khusus perempuan. 19 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif RELEVANSI JENIS URAIAN RINGKASAN BUKTI EFEKTIVITAS INTERVENSI INTERVENSI MIKRO UKM MEMPERBAIKI AKSES KE Promosi Intervensi tabungan telah membantu meningkatkan       PERMODALAN tabungan investasi dan kinerja usaha mikro perempuan. Meningkatkan pengetahuan tentang Undang- Undang tenaga Bukti-bukti kuat yang tersedia masih terbatas, tetapi       kerja dan praktik- bukti-bukti yang ada tampaknya menjanjikan. praktik yang baik MENDUKUNG di bidang sumber PEREKRUTAN daya manusia DAN PENGELOLAAN Beberapa studi menunjukkan bahwa subsidi upah PEKERJA dapat berpengaruh jika disesuaikan dan ditargetkan kepada jenis perusahaan tertentu; tetapi, dibutuhkan lebih banyak bukti mengenai bagaimana Subsidi upah       subsidi upah dapat berpengaruh pada perusahaan yang dimiliki perempuan. Pemberian subsidi upah yang disertai dengan identifikasi pekerja yang memenuhi syarat bisa lebih berpengaruh. Bukti kuat menunjukkan bahwa layanan pengasuhan/penitipan anak dapat meningkatkan Meningkatkan partisipasi tenaga kerja perempuan; namun, akses ke layanan dibutuhkan lebih banyak bukti untuk memahami pengasuhan/ dampak layanan ini terhadap kewirausahaan       penitipan anak perempuan. Selain itu, dibutuhkan juga bukti lebih yang berkualitas lanjut mengenai jenis layanan pengasuhan/penitipan dan terjangkau anak yang ideal untuk mendukung wirausaha perempuan dalam berbagai konteks negara. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infrastruktur rumah tangga yang lebih baik, seperti air minum dalam Mendukung rumah, teknologi memasak yang hemat waktu, dan akses ke hemat perangkat lain yang hemat waktu akan mengurangi waktu dan waktu yang dihabiskan untuk tugas-tugas rumah       infrastruktur tangga. Namun, dibutuhkan lebih banyak bukti untuk rumah tangga memahami dampak dari penghematan waktu tersebut yang lebih baik terhadap wirausaha perempuan dan apakah jumlah MENGENTASKAN waktu yang dihemat sudah cukup untuk memberikan KENDALA dampak yang bermakna bagi wirausaha perempuan. WAKTU YANG BERKAITAN DENGAN Kebijakan cuti sebagai orangtua yang dirancang PEKERJAAN dengan baik, yang mencakup cuti yang tidak bisa RUMAH TANGGA dipindah-tangankan, dibayar tinggi dan memadai kepada kedua orangtua dapat mendorong Kebijakan cuti keterlibatan laki-laki dalam pengasuhan anak. sebagai orangtua Namun, hal ini mungkin bukan prioritas kebijakan       untuk mendukung wirausaha perempuan dalam konteks di mana perlindungan cuti tidak bersifat universal bagi semua pekerja, seperti pekerja di sektor informal. Program-program yang melibatkan laki-laki dalam diskusi mengenai permasalahan gender Melibatkan menunjukkan kenaikan dalam pengambilan laki-laki dan keputusan bersama dan peningkatan keterlibatan mengalihkan laki-laki dalam tugas-tugas rumah tangga selain       alokasi pekerjaan hasil-hasil pembangunan lain yang memengaruhi dalam rumah perempuan. Lebih banyak bukti dibutuhkan tangga mengenai bagaimana program-program semacam ini dapat mendukung wirausaha perempuan dengan lebih spesifik. RELEVANSI Relevansi kuat Agak relevan Tidak relevan EFEKTIVITAS Efektivitas terbukti   Bukti-bukti bervariasi atau terbatas Efektivitas minim atau tidak efektif  20 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Selain menargetkan perempuan secara kekerasan berbasis gender serta mekanisme spesifik, kebijakan-kebijakan UMKM yang luas penanganan pengaduan yang kuat untuk perlu dirancang dengan mempertimbangkan menyelesaikan setiap masalah yang timbul. kendala-kendala spesifik gender untuk Lebih jauh, program-program yang menangani memastikan bahwa perempuan dapat kendala permodalan harus dirancang dengan secara adil mengakses dan mendapatkan memperhitungkan ketimpangan gender manfaat dari kebijakan-kebijakan tersebut. pada daya tawar dalam rumah tangga dan Mengakses program-program UMKM dapat tekanan normatif pada perempuan untuk menjadi tantangan tersendiri bagi wirausaha mengalihkan arus modal bagi kebutuhan perempuan karena perempuan menghadapi rumah tangga mereka atau anggota keluarga kendala waktu dan mobilitas yang lebih lainnya. Misalnya, informasi keuangan harus besar di samping lebih berisiko mengalami tetap konfidensial dan hanya dapat diakses pelecehan. Untuk memastikan agar laki- oleh wirausaha perempuan, dan produk- laki maupun perempuan dapat mengakses produk seperti produk hibah non-tunai atau semua program UMKM secara adil maka alat untuk menjaga komitmen menabung penjangkauan harus menargetkan perempuan, memungkinkan perempuan melindungi input- prosedur pendaftaran harus mengakomodasi input ini dengan lebih baik dari tuntutan pihak perempuan yang menghadapi kendala waktu eksternal. atau mobilitas yang lebih besar, dan jam operasi program harus cocok dengan jadwal Agenda kebijakan UMKM terinformasi- kegiatan perempuan. Selain itu, program- gender yang komprehensif dibutuhkan karena program perlu memiliki protokol yang jelas penanganan satu kendala saja secara terpisah untuk memitigasi risiko pelecehan atau mungkin tidak akan efektif jika masih ada Ceklis untuk Memastikan Keadilan Akses Kebijakan UMKM:  pakah konten program relevan bagi A  pakah ada upaya mitigasi yang A wirausaha perempuan dan apakah dilakukan untuk melindungi wirausaha konten itu disesuaikan dengan perempuan terhadap risiko kekerasan, kebutuhan mereka? pelecehan dan diskriminasi berbasis gender? A  pakah pengaturan logistik program semakin mempersulit perempuan  pakah ketimpangan gender pada A untuk mengakses atau berpartisipasi daya tawar dalam rumah tangga dalam program? mempengaruhi efektivitas program bagi wirausaha perempuan dan apakah  pakah norma-norma atau stereotip A desain cerdas gender (gender-smart) sosial mengurangi kemungkinan dapat mengatasi hambatan-hambatan partisipasi perempuan dalam program, tersebut? dan apakah risiko-risiko tersebut dapat dimitigasi? 21 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Sebuah strategi keterikatan dengan kendala-kendala lain. Misalnya, seorang yang komprehensif wirausaha yang dapat mengidentifikasi peluang-peluang dengan dan koordinasi lebih baik setelah menerima intervensi keterampilan akan mendapatkan manfaat hanya jika wirausaha itu memperoleh yang kuat antar pembiayaan untuk melaksanakan gagasannya. Sebaliknya, pemangku seorang wirausaha yang menerima pendanaan akan dapat kepentingan memanfaatkan pendanaan itu dengan lebih baik jika wirausaha dapat memajukan itu mempunyai keterampilan manajerial dan kewirausahaan kebijakan yang kuat. Memang, bukti-bukti terbaru memperlihatkan bahwa paket-paket intervensi yang mengatasi berbagai kewirausahaan rintangan terhadap kewirausahaan perempuan, seperti paket yang lebih adil pembinaan keterampilan dan pembiayaan, lebih efektif daripada untuk mencapai paket-paket yang hanya mengatasi satu kendala saja.28 Jadi, hasil-hasil yang efek pengganda (multiplier effect) dari intervensi-intervensi lebih adil pula. komplementer mungkin membenarkan adanya penambahan biaya. Di lingkungan yang terbatas sumber dayanya, mungkin pengaruhnya akan lebih besar untuk mengatasi beberapa kendala yang saling berkaitan bagi kelompok wirausaha yang lebih kecil daripada mengatasi satu kendala bagi kelompok wirausaha yang lebih besar. Meskipun demikian, beberapa penyebab utama seperti norma-norma gender, membutuhkan waktu untuk bisa berubah dan dapat membatasi sejauh mana kesenjangan input tertentu, seperti waktu kerja untuk diri sendiri dan keterampilan, dapat diatasi secara efektif dalam jangka pendek. Desain dan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan intervensi yang mahal mungkin perlu ditetapkan dalam kaitannya dengan seberapa jauh kendala input-input komplementer atau yang ditargetkan dapat diatasi. Karena dibutuhkan tindakan di sejumlah bidang maka koordinasi yang kuat sangat penting untuk mencapai tujuan kebijakan UMKM yang bermanfaat bagi laki-laki dan perempuan secara adil dengan ukuran perusahaan yang berbeda-beda. Intervensi-intervensi untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi UMKM perempuan kemungkinan berada dalam lingkup tanggung jawab lebih dari satu kementerian atau lembaga. Idealnya, seorang champion tingkat tinggi dapat mendorong disusunnya strategi komprehensif yang menghimpun berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan dan menjalankan visi bersama. Meskipun jalan menuju kewirausahaan yang berkeadilan masih panjang, nilai intrinsik dari kesempatan yang sama dan potensi pertumbuhan ekonomi yang ada menjadikannya sebagai upaya yang layak untuk dilakukan. 22 Kewirausahaan yang Berkeadilan | Ringkasan Eksekutif Catatan Akhir 1  Kelompok Kerja Bidang Usaha Kecil dan Menengah dalam Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik, https://www.apec. org/ Groups/SOM-Steering-Committee-on-Economic- and- Technical-Cooperation/Working-Groups/Small-and- Medium-Enterprises.aspx 2 Cuberes dan Teignier 2016 3 Hsieh dkk. 2019 4 International Labor Organization 2018: 56 5 Bank Dunia 2012b 6 Ellis, Kirkwood, dan Malhotra 2010 7 Bank Dunia 2016b; International Finance Corpration 2017 8 Ellis, Kirkwood, dan Malhotra 2010 9 Cislaghi dan Heise 2020 10 Delecourt dan Fitzpatrick 2020 11 McKenzie 2020 12 Demirgüç-Kunt dkk. 2008; Goheer 2013 13 International Finance Corporation 2008 14 Hanna, Mullainathan, dan Schwartzstein (2014) menunjukkan bahwa wirausaha dengan sedikit pengalaman mengenai input, seperti tenaga kerja, tidak mengetahui bahwa mempekerjakan pekerja tambahan dapat menguntungkan. Mengingat perempuan mempunyai lebih sedikit pekerja daripada laki-laki, perempuan cenderung kurang memiliki pengalaman dalam mempekerjakan pekerja tambahan dan besar kemungkinannya akan mengabaikan potensi manfaat dari hal tersebut. 15 Asia Foundation 2013b 16 Brush dan Hisrich 1991; Casson 1982; Schutjens dan Wever 2000 17 Demirgüç-Kunt et al. 2008; Goheer 2013 18 Ellis dkk 2010; International Finance Corporation 2017 19 International Labor Organization 2018 20 UN Women 2020a 21 UN Women 2020b 22 Bank Dunia 2012 23 Ács dkk. 2017; Álvarez, Marin, Fonfría 2009; Szarka 1990 24 Bank Dunia 2012b 25 Ellis, Kirkwood, dan Malhotra 2010 26 Ellis, Kirkwood, dan Malhotra 2010 27 Ellis, Kirkwood, dan Malhotra 2010 28 Revenga dan Dooley 2020 23